
Platinum Lebih Cuan, Langka & Murah Ketimbang Emas, Mau?

Jakarta, CNBC Indonesia - Platinum salah satu logam mulia yang ada di bumi ini menunjukkan kinerja impresif sepanjang tahun ini saat harga emas melempem. Nah, yang menarik, platimum merupakan logam mulia yang lebih langka ketimbang emas, tetapi harganya saat ini jauh lebih murah.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 14:26 WIB platinum diperdagangkan di kisaran US$ 1.263,9/ons, turun 0,76% dibandingkan harga penutupan awal pekan kemarin. Namun, sepanjang tahun ini platinum sudah menguat 18,57%.
Sementara emas, sepanjang tahun ini justru melemah 4,6% dan saat ini diperdagangkan di kisaran US$ 1.809,3/troy ons.
Artinya harga emas lebih mahal lebih 40% ketimbang harga platinum, padahal platinum lebih langka ketimbang emas.
Lebih dari satu dekade lalu harga platinum sebenarnya jauh lebih mahal ketimbang harga emas. Rekor termahal harga platinum berada di level US$ 2.290/ons, pada 4 Maret 2008, sementara pada saat itu emas berada di level US$ 987,4/troy ons, jauh lebih murah.
Harga emas baru mulai konsisten di atas harga platinum sejak Februari 2015.
Melansir Forbes, platinum merupakan logam mulia yang 30 kali lebih langka ketimbang emas, dan hasil tambang per tahunnya juga sekitar 15 hingga 20 kali lebih sedikit ketimbang emas.
Menurut International Energy Agency (EIA) Afrika Selatan merupakan produsen terbesar platinum atau yang dikenal dengan "emas putih" terbesar di dunia, berkontribusi sekitar 72% dari seluruh supply global. Kemudian di tempat kedua ada Rusia yang memproduksi sekitar 12% dari total supply.
Melihat kelangkaan tersebut, Forbes yang mengutip data dari Bloomberg, menulis jika harga platinum biasanya akan lebih mahal 1,25 kali dari harga emas. Tetapi kenyataannya, saat ini harga platinum malah jauh lebih murah.
Sehingga, investasi di "emas putih" tentunya terlihat menarik, apalagi melihat di tahun ini harganya mulai melesat saat emas menurun. Tidak menutup kemungkinan harga platinum kembali ke fitrahnya, lebih mahal ketimbang harga emas.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Permintaan Diramal Meningkat Tajam, Masa Depan Platinum Cerah
Berbeda dengan emas yang lebih banyak digunakan sebagai aset investasi dan perhiasan, lebih dari 60% produksinya digunakan untuk keperluan industri. Sementara platinum untuk perhiasan sebanyak 35%, dan 4% sebagai investasi.
Berdasarkan data dari Singapore Bullion Market Association (SMBA) sebanyak 40% dari total produksi "emas putih" digunakan industri otomotif, sementara 21% digunakan berbagai industri.
![]() Sumber: SMBA |
Melihat sebagian besar platinum digunakan untuk industri, khususnya industri otomotif, maka permintaannya di tahun ini diperkirakan akan meningkat tajam, Sebab, perekonomian global diperkirakan akan pulih di tahun ini.
"Investor mulai menyadari ada potensi kenaikan harga platinum, sehingga 'emas putih' ini mulai menyusul harga emas," kata Georgette Boele, analis ABM Amro, sebagaimana dilansir Reuters.
Pada industri otomotif, platinum digunakan sebagai converter katalitik untuk membatasi gas emisi buang. Dengan kampanye energi ramah lingkungan (clean energy) dan dekarboniasi yang kini dilakukan di negara-negara besar, maka ke depannya permintaan platinum di industri otomotif tentunya akan semakin meningkat.
Hal tersebut membuat harga platinum melesat lebih dari 18% dan mencapai level tertinggi dalam lebih 6 tahun terakhir.
Selain pulihnya perekonomian global dan kampanye clean energy, kemenangan Joseph 'Joe' Biden dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang mendukung clean energy juga menjadi momentum penguatan platinum.
Biden diperkirakan akan merubah perekonomian AS yang tergantung dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan. Sektor otomotif juga diperkirakan akan berubah, sehingga permintaan platinum ke depannya berpotensi meningkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inovasi & Prospek Investasi Emas Indogold