Dolar Singapura Tembus Rp 10.700/US$, Kok Makin Mahal?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 February 2021 11:50
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (23/2/2021) setelah membukukan penguatan 4 hari beruntun. Dolar Singapura sedang perkasa didukung oleh data ekonomi.

Melansir data Refinitv, dolar Singapura pagi ini menguat 0,25% ke Rp 10.701,02/SG$. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 5 November lalu. Level tersebut terbilang cukup mahal bagi dolar Singapura jika melihat ke belakang, dalam 10 tahun terakhir dolar Singapura selalu di bawah Rp 10.000/SG$ sebelum tahun 2018.

Meski demikian, posisi saat ini masih cukup jauh dari rekor termahal dolar Singapura Rp 11.574,53/SG$ yang dicapai pada 2 April lalu. Saat itu pasar finansial global sedang mengalami gejolak setelah virus corona dinyatakan sebagai pandemi.

Aksi jual menimpa berbagai aset, mulai dari mata uang, saham, hingga emas. Tetapi mata uang safe haven masih mampu menguat, bahkan dolar AS menguat gila-gilaan.

Sementara rupiah yang merupakan mata uang emerging market menjadi salah satu yang paling terpukul, melemah tajam terhadap lawan-lawannya, termasuk dolar Singapura.

Belakangan ini, dolar Singapura kembali menanjak setelah rilis data menunjukkan ekspor non-minyak Singapura bulan Januari naik 12,8% year-on-year (YoY), dan sudah naik dalam 2 bulan beruntun.

Hal tersebut tentunya menjadi kabar bagus, permintaan dari negara mitra dagang Singapura sudah mulai pulih, apalagi kenaikan ekspor tersebut lebih tinggi dari konsensus 5,4% di Trading Economics.

Kenaikan ekspor tersebut terutama didorong oleh pengiriman mesin, emas non moneter, pertrokimia, dan barang-barang elektronik, sebagaimana dilansir The Strait Times, Rabu (17/2/2021).

Ekonom UOB, Barnabas Gas mengatakan, tingginya ekspor menguatkan pandangan UOB jika pemulihan ekonomi global serta naiknya harga minyak mentah akan memberikan momentum bagi ekspor Singapura.

"Ini (kenaikan ekspor) menunjukkan pengiriman produk seperti bahan kimia, petrokimia, dan peralatan elektronik yang merosot pada tahun lalu akan menjadi positif di tahun ini," kata Gas. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular