Intip 8 Kabar Pasar "Hot" Sebelum Borong Saham, Cekidot!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 February 2021 08:44
Dok: Telkom

Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun bursa saham Wall Street AS dan bursa saham Asia lainnya bergerak bervariatif, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap melenggang di zona hijau sepanjang perdagangan awal pekan ini, Senin (23/2/2021).

IHSG ditutup menguat sebesar 0,38% ke level 6.255,31 poin dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,05 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,37 juta kali. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih senilai Rp 391,89 miliar.

Katalis positif dari dalam negeri masih ditopang oleh relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sektor otomotif selama 2021 dan akan mulai berlaku pada 1 Maret mendatang.

Adanya relaksasi ini ditujukan untuk mendorong pemulihan industri manufaktur, salah satunya industri otomotif yang terdampak berat akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Selain relaksasi PPnBM, Bank Indonesia juga memberikan sentimen positif ke saham sektor otomotif dengan menurunkan suku bunga acuan BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5%.

BI juga melonggarkan aturan Loan to Value (LTV) untuk kredit kendaraan bermotor yang menggunakan fasilitas bank. Kini membeli mobil melalui KKB atau Kredit Kendaraan Bermotor bisa tanpa DP alias down payment.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Selasa (23/2/2021):

1.Lay's & Cheetos Hengkang, Terungkap Bocoran Siasat Grup Salim

Manajemen emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menyatakan akan berfokus pada penjualan makanan ringan lainnya seperti keripik kentang dan makanan ringan tradisional lainnya yang diproduksinya setelah perusahaan ini mengakhiri kerja samanya dengan anak usaha PepsiCo.

Corporate Secretary Indofood CBP Gideon A. Putro mengatakan pengembangan merek makanan ringan sendiri menjadi fokus perusahaan untuk tetap menjadi market leader dalam industri makanan ringan dalam negeri.

"Saat ini, kami memiliki merek-merek kami sendiri, seperti Chitato, Qtela, Chiki dan Jetz yang akan terus dikembangkan... ICBP sangat mengerti dengan baik selera dan pilihan makanan ringan dari masyarakat Indonesia, dan akan terus mengembangkan portofolionya untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar," kata Gideon kepada CNBC Indonesia akhir pekan lalu.

Lebih lanjut, setelah dilakukannya pembelian seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) yang dimiliki Fritolay Netherlands Holding B.V., perusahaan akan secara resmi tak lagi memproduksi dan memasarkan produk-produk seperti Lays, Cheetos dan Doritos sejak 17 Agustus 2021.

2.Telkom Siap Bawa 2 Anak Usaha IPO, Satu di Bursa Asia

Direktur Strategic Portfolio PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Budi Setyawan Wijaya mengatakan perseroan akan membawa dua anak usaha untuk mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO), satu di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan satu di bursa Asia tanpa menyebutkan nama bursa.

"Sebenarnya beberapa anak usaha kita sudah go public, ada di Jepang, di Australia," katanya dalam forum "Prospek Pasar Modal 2021" yang digelar CNBC Indonesia, Senin (22/2/2021).

"Tahun ini ada 2 [IPO], satu di Indonesia, satu lagi di Asia. Saya ga bisa naming [sebutkan nama] insya Allah tahun ini kejadian [realisasi]. Kalau dilihat kesiapan faktanya sudah beberapa go public," katanya lagi.

Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang sudah menyebutkan TLKM akan melakukan pemisahan (spin off) beberapa anak usahanya di bidang infrastruktur melalui pasar modal, yang merupakan bagian dari restrukturisasi korporasi.

NEXT: Dari WMUU, Passpod, hingga CIMB Niaga

3.Perkuat Downstream, WMUU Bakal Miliki Rumah Potong Terbesar

Perusahaan peternakan PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) menggarap pasar ekspor melalui rumah potong terbesar yang dimilikinya di Wonogiri, Jawa Tengah, dengan kapasitas 12 ribu ekor per jam. Kapasitas rumah potong ini pun diklaim menjadi yang terbesar di Indonesia.

"Semuanya didedikasikan untuk ekspor, dari China banyak permintaan untuk produk turunannya, dan dari kawasan Timur Tengah juga banyak cuma kita belum memenuhi 100%. Mudah-mudahan pada ujung tahun ini kami bisa mengawali, karena sertifikasi dari ekspor lumayan ketat dan tahun ini kami sudah mendapatkan sertifikat bebas Asian Influenza," jelas Komisaris Utama Widodo Makmur Unggas Tumiyana dalam Capital Market Outlook yang dilaksanakan CNBC Indonesia, Senin (22/2/2021).

WMUU juga akan memperkuat bisnis downstream dengan meningkatkan jumlah rumah potongnya, dan menurunkan biaya produksi agar bisa bersaing di pasar internasional.

Tumiyana mengatakan sampai saat ini potensi pasar unggas di Indonesia masih cukup besar, teruma dengan peningkatan konsumsi protein perkapita seiring dengan kenaikan kualitas hidup masyarakat.

4.Chandra Asri Dapat Fasilitas Pembiayaan Ekspor Rp 840 M

Perusahaan petrokimia milik pengusaha Prayogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mendapatkan fasiliats perdagangan terstruktur senilai US$ 60 juta (Rp 840 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari Bank DBS. Fasilitas ini diberikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor produk petrokimia dari Indonesia.

Fasilitas ini diberikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dengan fleksibilitas untuk bisa ditingkatkan secara cepat pada saat pertumbuhan ekspor perusahaan meningkat di masa depan.

"Kami senang dapat melanjutkan hubungan yang kuat dengan Bank DBS melalui fasilitas perdagangan terstruktur yang inovatif dan elegan, yang mendukung rencana strategis kami untuk pertumbuhan ekspor produk petrokimia," kata Erwin Ciputa, Presiden Direktur Chandra Asri dalam siaran persnya, Senin (22/2/2021).

Head of Institutional Banking Bank DBS Tan Su Shan juga mengatakan fasilitas ini diberikan untuk memberikan kemampuan bagi Chandra Asri untuk mencapai, skala, dan mendiversifikasi akses ke pembiayaan kompetitif.

5.Passpod Rights Issue, Pembelinya Eks Pemilik Bank Net Syariah

Emiten startup binaan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang fokus pada digital travel, PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) atau Passpod berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 1,99 miliar saham.

Rights issue tersebut setara 262% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Untuk memuluskan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang direncanakan pada 30 Maret 2021.

Perseroan berencana menggunakan dana hasil rights issue ini untuk mengambilalih 97,99% saham PT Abadi Harapan Unggul (AHU) sebanyak 975 ribu saham dengan nilai nominal Rp 100 ribu per saham atau sebesar Rp 101,12 miliar.

PT Artalindo Semesta Nusantara akan menerima HMETD yang dimiliki pemegang saham utama YELO, PT Agung Inovasi Teknologi dengan kepemilikan 42,06% dan PT Prima Jaringan Distribusi dengan kepemilikan 17,33%.

Kedua saham tersebut mewakili 59,39% dari total saham yang diterbitkan dan disetor penuh. Sementara itu, Robby Tan, telah menyatakan menjadi pembeli siaga atau standby buyer atas sisa saham saham rights issue yang tidak diambil bagian oleh ASN.

6.Pandemi 2020, Laba CIMB Niaga Anjlok 45% Jadi Rp 2 T

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan laba bersih sepanjang 2020 senilai Rp 2,01 triliun, turun 44,79% secara tahunan (year on year/YoY) jika dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 3,64 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, nilai pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank ini secara konsolidasi turun menjadi sebesar Rp 12,47 triliun dari akhir Desember 2019 yang senilai Rp 12,58 triliun atau 0,77%.

Pendapatan berbasis bunga atau fee base income turun 21,23% menjadi sebesar Rp 1,73 triliun dari sebelumnya senilai Rp 2,20 triliun. Selain itu terjadi kenaikan dari kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) menjadi senilai Rp 5,35 triliun dari sebelumnya Rp 3,31 triliun.

Sepanjang tahun lalu kredit yang disalurkan bank ini turun 11,93% dengan ending balance mencapai Rp 141,90 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 161,13 triliun di akhir 2019. Total aset perusahaan pada periode tersebut tercatat naik menjadi sebesar Rp 280,94 triilun dari sebelumnya Rp 274,46 triliun.

7.Emiten Menara Sandi Uno Beri Pinjaman Rp 1,4 T ke Anak Usaha

Perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memberikan pinjaman senilai Rp 1,42 triliun kepada anak usahanya. Dana tersebut akan digunakan oleh anak usahanya untuk membayarkan pinjaman revolving dari perbankan.

Dalam keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, pinjaman ini diberikan kepada PT Tower Bersama (TB) yang 98% sahamnya dimiliki oleh TBIG. Dijelaskan bahwa pinjaman diberikan dalam dua seri, yakni seri A senilai Rp 945,74 miliar dengan tingkat bunga 6% per tahun 6% dan jangka waktu 370 hari dan akan jatuh tempo pada 29 Februari 2022.

Untuk seri B senilai Rp 506,75 miliar dengan kupon 7,25% per tahun dan tenor 3 tahun sehingga akan jatuh tempo pada 17 Februari 2024. Sumber pendanaan pinjaman ini adalah dari obligasi berkelanjutan IV tahap III tahun 2021 yang memiliki nilai pokok sebesar Rp 2,92 triliun.

Adapun oleh TB, dana ini akan digunakan untuk membayarkan sebagian dari fasiitas pinjaman revolving dalam fasilitas pinjaman senilai total US$ 275 juta yang akan dibayarkan kepada kreditur melalui United Overseas Bank Ltd. (UOB) sebagai agen.

8.Saham BNBA Disuspensi Lagi! Siap Gelar Public Expose

Manajemen PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) berencana menyelenggarakan paparan publik insidentil pada hari ini, Selasa (23/2/2021).

Dalam pengumuman yang disampaikan Corporate Secretary BNBA, Lyvinia Sari, pelaksanaan paparan publik tersebut untuk memenuhi surat keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00015/BEI/01-2021 pada 29 Januari 2021 tentang Perubahan Peraturan Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi, surat edaran BEI mengenai pelaksanaan paparan public secara elektronik.

"Bersama ini kami memberitahukan bahwa PT Bank Bumi Artha Tbk akan menyelenggarakan public expose insidentil pada Selasa, 23 Februari 2021," tulis manajemen BNBA, di keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (22/2/2021).

Paparan publik tersebut akan diselenggarakan secara virtual pada pukul 14.00 sampai dengan 14.30 WIB yang akan dihadiri setidaknya satu direktur perseroan.

Seperti diketahui, sebelumnya saham BNBA masuk radar pengawasan bursa setelah bergerak naik di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) pada 17 Februari 2021, di mana harga saham bank BUKU II ini juga naik 24,60% atau naik 230 poin ke level Rp 1.165 per saham. Dalam sebulan terakhir, harga saham BNBA sudah naik 148,93%.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular