Jangan Ketinggalan! Asing Rebutan 10 Saham Blue Chip Ini

tahir saleh, CNBC Indonesia
23 February 2021 06:27
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 0,38% di level 6.255,31 pada perdagangan Senin kemarin (22/2/2021) kendati di sesi I sempat ditutup di level 6.300.

Data perdagangan mencatat, nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 16 triliun dengan volume perdagangan 16,38 miliar saham dan 1,39 juta kali frekuensi transaksi. Ada 239 saham naik, 224 saham melorot dan sisanya 180 saham stagnan.

Investor asing masuk Rp 516 miliar di pasar reguler dan year to date investor asing net buy Rp 7,36 triliun.

Berikut 10 saham yang ramai dibeli asing pada perdagangan Senin kemarin.

10 Top Foreign Buy (Reguler) Senin (22/2)

1. Bank BRI (BBRI), net buy Rp 210 M, saham stagnan Rp 4.790

2. Merdeka Copper (MDKA), Rp 181 M, saham +7,60% Rp 2.830

3. Indah Kiat Pulp (INKP), Rp 16,4 M, saham +1,97% Rp 14.200

4. Bumi Serpong (BDSE), Rp 13,4 M, saham +0,40% Rp 1.260

5. Sarana Menara (TOWR), Rp 13,2 M, saham +4,13% Rp 1.135

6. Kalbe Farma (KLBF), Rp 13 M, saham -0,95% Rp 1.570

7. United Tractors (UNTR), Rp 9,4 M, saham +0,76% Rp 23.250

8. Tower Bersama (TBIG), Rp 8,1 M, saham -0,92% Rp 2.160

9. Mayora Indah (MYOR), Rp 7 M, saham +1,16% Rp 2.620

10. Indocement tunggal (INTP), Rp 6,4 M, saham -2,19% Rp 13.425

Bank BRI masih menjadi bank yang paling laris manis kemarin. Bahkan jika dihitung secara tahun berjalan, saham BBRI dibeli asing mencapai Rp 5,40 triliun dengan kenaikan harga saham year to date  54% dan kapitalisasi pasar Rp 591 triliun.

Perusahaan efek PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebutkan kinerja BBRI pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan perkiraan.

Laba bank BUMN ini diprediksi bisa mencapai Rp 30 triliun atau tepatnya Rp 29,88 triliun di 2021, dibanding dengan perkiraan sebelumnya di angka Rp 28 triliun.

Perkiraan ini didasarkan lantaran akselerasi bisnis BRI yang lebih cepat dari perkiraan dan kualitas manajemen yang dinilai lebih baik.

Seperti diketahui, untuk kinerja full year 2020, Bank Rakyat Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun di sepanjang 2020, turun 45,70% dari laba bersih tahun 2019 sebesar Rp 34,37 triliun.

Adapun aset Bank BRI tercatat di atas Rp 1.500 triliun atau tepatnya Rp 1.511,81 triliun di tahun lalu, naik 6,7% dari Desember 2019 sebesar Rp 1.417 triliun. Tahun 2018 aset BRI Rp 1.297 triliun, dan tahun 2017 asetnya Rp 1.127 triliun.

Angka laba bersih 2020 itu mencapai 123% dari perkiraan sekuritas asal Korea Selatan ini dan 95% dari konsensus analis.

Peningkatan tertinggi terjadi pada pertumbuhan laba bersih di kuartal terakhir yang senilai Rp 4,53 triliun atau naik 15,3% secara kuartalan (QoQ) yang didorong oleh biaya kredit yang lebih tinggi pada kuartal terakhir tersebut.

"Kami mempertahankan rekomendasi Beli kami dengan target harga yang sedikit lebih tinggi menjadi Rp 5.620 (dari Rp 5.580)," tulis analis Mirae Asset, Lee Young Jun, dalam riset per 1 Februari 2021, dikutip Selasa (9/2/2021).

Terakhir adalah sentimen rights issue atau penerbitan saham baru Bank BRI. Hal ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk membentuk Holding Ultra Mikro (Holding UMi).

Tiga perusahaan BUMN yang akan digabung dalam satu holding adalah BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

"Holding dilakukan melalui persetujuan rights issue dari BRI di mana negara akan ambil bagian seluruhnya dengan cara alihkan seluruh sahan Seri B dari PNM dan Pegadaian diserahkan ke BRI," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual, Senin (8/2/2021).

Nantinya BBRI akan menguasai 99,9% saham Pegadaian dan PNM.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular