Dow Futures Melemah Jelang Pidato Powell di Depan Senat AS

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 February 2021 18:55
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Senin (22/2/2021), berpeluang melanjutkan koreksi yang terbentuk sepekan lalu.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah dan mengimplikasikan pelemahan sebesar 165 poin, Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga kompak melemah masing-masing sebesar 0,8% dan 1,3%.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq kemarin mencetak koreksi mingguan masing-masing sebesar 0,7% dan 1,6%. Sementara itu, Dow Jones masih bisa mencetak reli, meski tipis, yakni sebesar 0,1% berkat reli saham Caterpillar dan JPMorgan.

Beberapa investor mulai khawatir melihat kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS di tengah risiko inflasi. Yield surat utang pemerintah bertenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-pekan lalu naik, sebesar 14 basis poin (bp), melampaui level 1,34%.

Hari ini, imbal hasil obligasi yang sama kembali menguat, sebesar 3 basis poin, ke 1,37%.Sepanjang bulan berjalan, imbal hasil obligasi yang menjadi acuan di pasar tersebut telah menguat 28 bp.

Yield naik ketika inflasi menguat karena investor yakin bank sentral akan mengerem kebijakan longgarnya dan mengurangi pembelian aset. Imbal hasil yang tinggi bisa memicu lonjakan beban emiten obligasi yang pada gilirannya juga menekan kinerja mereka dan saham mereka di bursa.

"Pergerakan yield seharusnya diawasi investor," tutur Matt Maley, kepala perencana pasar Miller Tabak, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International. Pasar percaya bahwa reli imbal hasil obligasi AS (yang berarti harganya melemah) merefleksikan pemulihan ekonomi.

Emiten dinilai bisa menyerap risiko beban pembayaran kupon yang tinggi karena kinerjanya juga diyakini bakal pulih tahun ini. Saham Tesla anjlok 3% di pasar pra-perdagangan setelah koreksi pekan lalu sebesar 4%. Saham Apple dan Microsoft juga terkoreksi.

Pasar menuju pada pekan terakhir Februari dengan reli yang solid. Dow Jones dan S&P 500 melompat lebih dari 5% selama sebulan berjalan ini, sedangkan Nasdaq meroket 6,2%. Indeks saham berkapitalisasi pasar kecil, Russell 2000, melesat hingga 9,3%.

Pemodal akan memantau pidato Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell di hadapan Komisi Perbankan Senat AS. Komentarnya seputar suku bunga dan inflasi akan menjadi penentu arah pasar sepekan ini.

Di sisi lain, Gedung Putih menyatakan akan mengirimkan jutaan vaksin yang tertunda akibat badai salju di beberapa negara bagian. Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan bahwa ada satu warga New York yang terkonfirmasi mengidap Covid-19 varian Afrika Selatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Jones Dibuka Melemah Ikuti Penurunan Imbal Hasil SBN AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular