Jawara! 4 Saham Ini Meledak-ledak di Sesi I, Naik 10% Lebih

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
22 February 2021 11:54
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Empat saham tercatat melesat lebih dari 10% pada sesi I perdagangan hari ini, Senin (22/2/2021), pukul 10.54 WIB. Pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau atau menguat 1,10% ke 6.300,25.

Keempat saham tersebut, tercatat menjadi top gainers atau saham dengan kenaikan harga tertinggi berdasarkan nilai transaksi, hingga penutupan sesi I perdagangan hari ini. Empat saham yang jadi top gainers adalah:

  1. PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), harga saham naik 19,77%, ke Rp 206/unit dengan nilai transaksi Rp 62,8 miliar
  2. PT Bank Jago Tbk (ARTO), harga saham naik 17,33%, ke Rp 11.000/unit dengan nilai transaksi 149,8 miliar
  3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), harga saham naik 12,93%, ke Rp 2.970/unit dengan nilai transaksi Rp 508,5 miliar
  4. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), harga saham naik 10,78%, ke Rp 1.285/unit dengan nilai transaksi Rp 494,1 miliar

Pekan lalu, saham MARI juga tercatat mengalami kenaikan tinggi. Emiten yang pemegang saham pengendalinya Eric Thohir ini, tidak memberikan pengumuman terkait aksi korporasi yang bisa mempengaruhi harga saham. 

Di tempat kedua, saham ARTO melonjak 14,67% ke level Rp 10.750/unit dengan nilai transaksi Rp 137,8 miliar dan volume transaksi 13 juta saham.

Terhitung sejak awal tahun ini, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham bank yang dikendalikan oleh bankir Jerry Ng dan pemilik Northstar Pacific yakni Patrick Walujo ini sudah terbang 189,83%. Dalam setahun terakhir perdagangan, saham Bank Jago meroket 4.958%.

Sebagai informasi di penghujung tahun 2019, 51% saham ARTO diakuisisi oleh PT Metamorfosis & Wealth Track Technology. Nilai akuisisinya mencapai hampir Rp 240 miliar atau 2 kali nilai bukunya saat itu.

Setelah resmi diakuisisi dan sempat menerbitkan saham baru melalui right issue, saham ARTO melesat gila-gilaan. Hanya dalam waktu satu tahun saja, nilai kapitalisasi pasar ARTO melejit ribuan persen. Apalagi setelah Gojek ikut masuk mengakuisisi 22% ARTO lewat sayap bisnis keuangannya yaitu GoPay.

Saham MDKA juga ikut terbang sebesar 12,17% ke posisi Rp 2.950/unit. Saham emiten pertambangan emas ini mencatatkan nilai transaksi Rp 408,1 miliar dengan volume perdagangan 145,3 juta saham.

Penguatan ini terjadi pasca ditandatanganinya perjanjian pembentukan perusahaan patungan atau joint venture agreement (JVA) terkait proyek acid iron metal (AIM) senilai US$ 90 juta atau setara Rp 1,26 triliun (dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Perjanjian tersebut diteken pada 11 Februari 2021 antara perseroan, PT Batutua Pelita Investama (BPI), Wealthy Source Holding Limited dan Eternal Tsingshan Group Limited.

Nantinya, BPI dengan Tsingshan Group akan mewakili sebesar 80% kepemilikan bersama dengan Tsingshan, melalui afiliasinya Wealthy yang akan memiliki 20% pada perusahaan patungan tersebut.

"Berdasarkan JVA, para pihak akan membangun pabrik proyek AIM di Indonesia Morowali Industrial Park, Sulawesi untuk memproses bijih pirit dari proyek tembaga Wetar perseroan," ungkap Sekretaris Perusahaan MDKA, Adi Adriansyah Sjoekri, dalam keterbukaan informasi, Rabu lalu (17/2/2021).

Tujuan dari transaksi ini merupakan bentuk kerja sama perseroan dengan Tsinghan untuk pengembangan proyek AIM. Proyek ini diharapkan menjadi aset produksi multi-komoditas yang berumur panjang serta memperluas basis sumber daya tembaga Wetar perseroan.

Sementara itu, anak usaha Bank BRI (BBRI), AGRO menguat 12,07% ke Rp 1.300/unit. Tercatat nilai transaksi sebesar Rp 448,3 miliar dengan volume 358,7 juta.

Informasi saja, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) atau BRI Agroniaga mulai masuk dalam persaingan bank digital di dalam negeri pada tahun ini. Persiapan mentransformasi bank ini menjadi digital dimulai sejak tahun lalu dan perubahannya akan dilakukan secara bertahap hingga 2023 mendatang.

Direktur Operasional dan Keuangan BRI Agroniaga Arif Wicaksana mengatakan pengembangan bisnis menjadi digital attacker bank akan dikembangkan untuk memperluas basis bisnis perusahaan, khususnya di sektor mikro yang saat ini dianggap masih terbatas.

"Go digital dan tetap fokus di bisnis agri karena kami tidak menjadi bank totally digital, jadi hybrid dulu. Tradisional bisnis model akan tetap ada dan terus turun. Digitalnya akan dikembangkan, ini yang akan dikembangkan dengan layanan digital," kata Arif dalam sebuah webinar, dilansir CNBC Indonesia, Kamis (18/2/2021).

Untuk roadmap atau peta jalan pengembangan digital, kata Arif, proses persiapan telah dimulai sejak tahun lalu di mana perusahaan telah merencanakan bisnis model barunya.

Sedangkan di tahun ini adalah tahapan untuk melihat kesiapan infrastruktur perusahaan untuk menjadi bank yang memberikan layanan digital.

Tahun depan, bisnis digital bank ini akan mulai dikembangkan dengan pengembangan infrastruktur, serta produk yang sesuai dengan layanan.

"[Sehingga] 2023 scale up jadi sudah benar-benar lari kencang," jelasnya.

Salah satu strategi bisnis perusahaan adalah bekerjasama dengan kanal-kanal digital untuk mengakuisisi nasabah. Beberapa channel yang saat ini sudah bekerja sama seperti Investree, Modal Rakyat, Restrock dan KoinWorks.

"BRI Agro nantinya akan beyond banking solution, meski fokus di agri tetapi tidak berarti sektor lain tidak dilayani tapi tetap fokus di agri," terangnya.

Untuk sampai ke target tersebut, saat ini BRI Agro tengah mengembangkan teknologi digital saving yang menggunakan teknologi pengenalan wajah (face recognition).

Selain itu, saat ini perusahaan juga sedang memproses untuk menjadi layanan neobank yang juga akan dilengkapi dengan kemampuan transaksi menggunakan QR code.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Impor Batu Bara RI, Saham Batu Bara Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular