Happy Monday! Ada Kabar ITMG, ISAT hingga Bank Digital AGRO

Monica Wareza, CNBC Indonesia
22 February 2021 08:45
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan pekan lalu Jumat (19/2/2021) ditutup menguat 0,51% ke posisi 6.231,93.

Nilai transaksi yang tercatat pada perdagangan juga hanya Rp 11.87 triliun. Investor asing membukukan aksi beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 87 miliar.

Sentimen datang dari data klaim pengangguran yang kurang memuaskan juga menjadi pemberat pergerakan Wall Street pada akhir pekan lalu, di mana klaim awal pengangguran pekan lalu menembus angka 861.000, atau jauh lebih buruk dari proyeksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 773.000.

Untuk memulai lagi perdagangan hari ini Senin (22/2/2021), ada baiknya disimak sederet kabar emiten yang terjadi akhir pekan lalu.

1. Indo Tambangraya Gandeng Investor Jepang-Swiss, Garap Apa ya?

Perusahaan tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menggandeng PT ABB Power Grids Indonesia, perusahaan patungan Hitachi dan ABB Ltd, untuk menggarap mikrogrid pertama di Indonesia.

Dengan adanya mikrogrid ini akan memastikan pasokan listrik yang berkelanjutan untuk operasi penambangan off-grid di fasilitas anak usaha ITMG yakni Indominco Mandiri (IMM) di Bontang, Kalimantan Timur.

Dalam pernyataan resminya, manajemen ABB Power menjelaskan bahwa mikrogrid ini memanfaatkan tenaga surya untuk membantu mengurangi jejak karbon tambang dari ITMG yang notabene menjadi salah satu tonggak penting dalam komitmen perusahaan tersebut untuk mengurangi emisi karbon, sekaligus mengurangi biaya operasional.

2. Ekspansi Besar-besaran, Indosat Rogoh Capex Rp 8 T

Perusahaan telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) terus melakukan peningkatan dan perluasan jaringan di Indonesia dengan fokus pada pengembangan jaringan 4G/LTE (long term evolution) dan jaringan video grade. Untuk itu di tahun ini perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 8 triliun.

President Director dan CEO Indosat Ahmad Al-Neama mengatakan tahun 2020 merupakan periode yang penuh tantangan dari berbagai aspek bagi perusahaan, termasuk adanya pandemi Covid-19. Namun pertumbuhan bisnis masih menjadi fokus perusahaan untuk tahun ini.

3. Geber Bisnis Migas & Listrik, Medco Rogoh Capex Rp 3 T

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini senilai US$ 215 juta atau setara dengan Rp 3,10 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$. Anggaran capex ini paling besar dialokasikan untuk pengembangan proyek minyak bumi dan gas perusahaan.

VP Corporate Planning and Investor Relations Medco Energi Myrta Utami mengatakan sebanyak US$ 150 juga akan dianggarkan untuk proyek migas perusahaan. Sedangkan sisanya adalah untuk pengembangan proyek listrik perusahaan.

"Capex US$ 215 miliar untuk tahun 2021," kata Myrta kepada CNBC Indonesia, Kamis (19/2/2021).

4. Penjualan Ambles, Laba SMCB Kok Naik 30%? Ini Pernyebabnya

Perusahaan semen yang merupakan anak usaha BUMN, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mengantongi laba bersih senilai Rp 650,98 miliar di akhir 2020 lalu.

Laba perseroan tersebut naik 30,44% dibandingkan 2019 senilai Rp 499,05 miliar. Rupanya kenaikan lama tersebut karena perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan dan beban keuangan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba bersih per saham juga mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 85 dari sebelumnya senilai Rp 65.

5. Bersiap Jadi Bank Digital, Intip Bocoran Rencana BRI Agro!

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) atau BRI Agroniaga mulai masuk dalam persaingan bank digital di dalam negeri pada tahun ini. Persiapan mentransformasi bank ini menjadi digital dimulai sejak tahun lalu dan perubahannya akan dilakukan secara bertahap hingga 2023 mendatang.

Direktur Operasional dan Keuangan BRI Agroniaga Arif Wicaksana mengatakan pengembangan bisnis menjadi digital attacker bank akan dikembangkan untuk memperluas basis bisnis perusahaan, khususnya di sektor mikro yang saat ini dianggap masih terbatas.

"Go digital dan tetap fokus di bisnis agri karena kami tidak menjadi bank totally digital, jadi hybrid dulu. Tradisional bisnis model akan tetap ada dan terus turun. Digitalnya akan dikembangkan, ini yang akan dikembangkan dengan layanan digital," kata Arif dalam sebuah webinar, Kamis (18/2/2021).

6. Laba Melesat 50,2%, Bank Mega Bagikan Dividen Rp 2,1 Triliun

PT Bank Mega Tbk (MEGA) akan membagikan dividen senilai Rp 2,1 triliun atau lebih dari 60% dari laba bersih 2020 sebesar Rp 3,01 triliun. Jumlah dividen yang dibagikan ini menjadi nilai yang terbesar, setelah tahun lalu sebesar Rp 1 triliun.

Pada 2020 Bank Mega mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 50,21% menjadi Rp 3,01 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2 triliun. Berdasarkan hasil RUPS Tahunan ini, selain dividen penggunaan laba bersih ini untuk Rp 11,3 juta sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan Pasal 70 UUPT. Kemudian sisanya sebesar Rp 908,3 miliar akan dibukukan sebagai saldo laba.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular