
Ngeri Bos! IHSG Rawan Tumbang Sesi 2, Ini Penyebabnya

Jakarta,CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan sesi pertama akhir pekan Jumat (17/2/21) menyusul koreksi yang terjadi di bursa AS dan bursa Asia, Indeks acuan bursa nasional tersebut ditutup terkoreksi 0,40% ke 6.175,63.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 6,1 triliun tergolong kecil apabila dibandingkan dengan transaksi bulan lalu dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 41 miliar di pasar reguler. 134 saham terapresiasi, 321 terkoreksi, sisanya 153 stagnan.
Bursa saham Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis (17/2/2021) berakhir tidak menggembirakan, di mana ketiga indeks di bursa saham New York kompak ditutup melemah. Bursa Asia merespons Paman Sam dengan kurang baik dimana Nikkei terkoreksi 0,79%, Hang Seng anjlok 0,85%,STI tumbang 1,28%, dan Shanghai koreksi 0,32%.
Bursa Wall Street kembali melemah salah satunya karena saham-saham teknologi yang masih menjadi target aksi jual oleh investor.
Data klaim pengangguran yang kurang memuaskan juga menjadi pemberat pergerakan Wall Street kemarin, di mana klaim awal pengangguran pekan lalu menembus angka 861.000, atau jauh lebih buruk dari proyeksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 773.000.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.247. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.149.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 35 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi RSI terkonsolidasi turun setelah sebelumnya menyentuh level jenuh jual yang menandakan indeks berpotensi terkoreksi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500