BI Pangkas Bunga Acuan, Saham Bank Besar Rontok

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 February 2021 17:19
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (18/2/21). Indeks bursa saham acuan nasional tersebut melemah 0,44% ke 6.200,30, meski seharian 'anteng' di zona hijau.

Ambrolnya IHSG terjadi setelah pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI), di mana dari hasil rapat tersebut, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 12,8 triliun tergolong kecil apabila dibandingkan dengan rata-rata transaksi bulan Januari dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 213 miliar di pasar reguler.

Sentimen dari penurunan suku bunga BI tersebut juga menyebabkan saham bank-bank besar ikut melemah bersamaan dengan pelemahan IHSG pada hari ini. Adapun saham bank-bank besar tersebut yakni.

Tercatat setidaknya ada 10 saham perbankan besar yang terkoreksi pada penutupan hari ini. Di posisi pertama terdapat saham dari PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) yang terkoreksi 2,73% ke level Rp 535/unit pada penutupan perdagangan hari ini.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham BBKP mencapai Rp 113,4 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 207,5 juta lembar saham. Investor asing melakukan beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 323 juta.

Selanjutnya di posisi kedua ada saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) yang terpangkas 2,63% ke posisi Rp 370/unit pada hari ini.

Nilai transaksi saham BNII mencapai Rp 6,6 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 17,4 juta lembar saham. Asing pun melakukan jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 969 juta.

Sementara itu, dari kedelapan saham bank besar yang melemah pada hari ini, terdapat saham 'raja kapitalisasi pasar', yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang melemah 2,39% ke level Rp 33.675/unit.

Adapun nilai transaksi saham BBCA pada hari ini mencapai Rp 658,5 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 19,4 juta lembar saham. Asing melego saham BBCA di pasar reguler sebesar Rp 146,6 miliar.

Pengumuman hasil RDG-BI direspons negatif pasar setelah Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2021 menjadi 4,3-5,3% dari yang sebelumnya 4,8-5,8%.

"Pada 2021 BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3-5,3%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/2/2021).

Penurunan proyeksi tersebut dikarenakan rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020. Sehingga secara keseluruhan tahun 2020 terjadi kontraksi ekonomi sebesar 2,07%.

Perry menyebutkan ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung kepada pemulihan ekonomi global dan program vaksinasi nasional yang ditargetkan pemerintah selesai pada akhir 2021. BI turut mendorong ekonomi dengan sinergi bersama pemerintah.

"Sinergi 5 aspek pembukaan sektor produktif aman, akselerasi stimulus fiskal, peningkatan kredit dari perbankan dan sektor keuangan, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial, percepatan digitalisasi," jelas Perry.

Selanjutnya, Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2021. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Perry usai RDG-BI, Kamis (18/2/2021).

Keputusan ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar. Keputusan yang dibicarakan Perry sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.

Tahun lalu, BI menurunkan suku bunga acuan sebanyak 125 bp. Penurunan hari ini menjadi yang pertama pada 2021.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular