Ini Penyebab IHSG Rontok Saat BI Turunkan Suku Bunga Acuan

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada penutupan perdagangan Kamis (18/2/21), turun 0,44% ke 6.200,30 meski seharian 'anteng' di zona hijau. Ambrolnya IHSG terjadi setelah pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 12,8 triliun tergolong kecil apabila dibandingkan dengan rata-rata transaksi bulan Januari dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 213 miliar di pasar reguler. Sebanyak 208 saham terapresiasi, 256 terkoreksi, sisanya 165 stagnan.
Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 278 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 144 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 146 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang dijual Rp 83 miliar.
Pengumuman hasil RDG BI direspons negatif pasar setelah Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2021 menjadi 4,3-5,3% dari yang sebelumnya 4,8-5,8%.
"Pada 2021 BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3-5,3%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/2/2021).
Penurunan proyeksi tersebut dikarenakan rendahnya realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020. Sehingga secara keseluruhan tahun 2020 terjadi kontraksi ekonomi sebesar 2,07%.
Perry menyebutkan ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung kepada pemulihan ekonomi global dan program vaksinasi nasional yang ditargetkan pemerintah selesai pada akhir 2021.
BI turut mendorong ekonomi dengan sinergi bersama pemerintah.
"Sinergi 5 aspek pembukaan sektor produktif aman, akselerasi stimulus fiskal, peningkatan kredit dari perbankan dan sektor keuangan, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial, percepatan digitalisasi," jelas Perry.
Selanjutnya, Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2021. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Reverse RepoRate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5%,suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Perry usai RDG, Kamis(18/2/2021).
Keputusan ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar.Keputusan yang dibicarakan Perry sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.
Tahun lalu, BI menurunkan suku bunga acuan sebanyak 125 bps. Penurunan hari ini menjadi yang pertama pada 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi