Perhatian! 11 Hari Asing Koleksi BBRI Sejak Muncul Info Ini

Putra, CNBC Indonesia
19 February 2021 08:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama dua pekan terakhir terdapat satu saham yang sangat getol dikoleksi oleh investor asing. Adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menjadi primadona investor asing akhir-akhir ini.

Tercatat sejak Rabu (3/2/21) Asing terus menerus melakukan pembelian di saham BBRI. Data perdagangan mencatat. Selama 11 hari perdagangan, asing melakukan pembelian bersih sebanyak 10 hari.

Bahkan asing sempat melakukan pembelian saham BBRI selama 8 hari berturut turut dari 3 Februari hingga 15 Februari.

Tercatat selama 11 hari tersebut asing melakukan net buy di saham BBRI sebanyak Rp 1,9 triliun, bahkan sejak awal tahun investor asing sudah memborong BBRI sebanyak Rp 5 triliun.

Koleksi asing di saham BBRI yang masif ini turut mengerek harga sahamnya, Tercatat sejak 3 Februari, BBRi sudah terbang 7,11% ke level Rp 4.670/unit, sedangkan sejak awal tahun sudah terbang 11,72%.

Asing memang masih menjadi pemegang mayoritas saham non-warkat alias saham yang beredar di pasar dengan kepemilikan sebanyak 74,6% saham non-warkat.

Minat investor asing terhadap saham BBRI tentunya tak lepas dari sentimen positif yang datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual, Senin (8/2/2021) memaparkan bahwa dalam skenario penggabungan ketiga usaha tersebut BBRI akan menjadi holding-nya.

Bentuk kongkretnya, pemerintah akan menggabungkan tiga BUMN yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau Bank BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Pembentukan holding ini akan diawali dengan aksi korporasi penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dari Bank BRI.

"Holding dilakukan melalui persetujuan rights issue dari BRI di mana negara akan ambil bagian seluruhnya dengan cara alihkan seluruh sahan Seri B dari PNM dan Pegadaian diserahkan ke BRI," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual.

Nantinya BBRI akan menguasai 99,9% saham Pegadaian dan PNM.

Dalam skema HMETD pemerintah akan mengambil bagian seluruhnya dengan cara mengalihkan saham seri B yang dimiliki negara di Pegadaian dan PNM ke BBRI. Penyetoran seluruh saham seri pada Pegadaian dan PNM akan dilakukan sesuai dengan PP 72/2016 tentang Tata Cara Penyertaan Modal Negara kepada BUMN.

Partisipasi pemerintah dalam transaksi ini bentuknyanon-cash. Pemerintah tak akan menyuntikkan dana segar ke BBRI dari APBN. Kepemilikan saham pemerintah di BBRI pun tidak akan terdilusi.

Setelah holding terbentuk pemerintah masih akan menguasai ±56,75% ≤ 60%. Sementara itu publik masih akan mengusai ±40% ≤ 43,25% saham BBRI.

Nilai transaksi korporasi ini akan didasarkan pada penilaian independen KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) sesuai dengan ketentuan pasar modal dan berdasarkan laporan keuangan pada 31 Desember 2020.

Aksi korporasi ini dinilai bakal menguntungkan semua pihak baik bagi korporasi, pemerintah hingga masyarakat secara luas, sebagaimana disampaikan Menkeu dalam presentasinya di parlemen Senin kemarin.

Untuk korporasi, pembentukan holding ini akan membawa setidaknya tiga manfaat utama yaitu peningkatan valuasi dan efisiensi bisnis serta penurunancost of funds. Semangat yang ingin dibangun ialah sinergi antar-BUMN.

Holding ultra-mikro juga membuat struktur BUMN menjadi lebih ramping sehingga diharapkan mampu meningkatkan tata kelola bisnisnya. Selain itu dengan adanya holding diharapkan mampu meningkatkan rasio penyaluran kredit ke UMKM yang jumlahnya mencapai 98% dari total pelaku usaha.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular