
Bos HRUM Blak-blakan Soal Ekspansi ke Tambang Nikel

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Harum Energy Tbk (HRUM) baru saja mengakuisisi saham PT Position milik Aquila Nickel Pte Ltd yang tercatat berbasis di Singapura sebesar 51%.
Bukan tanpa alasan, komoditas nikel yang kini menjadi primadona di tengah gencarnya transisi ke mobil listrik juga menjadi salah satu pendorong perusahaan batu bara ini berekspansi ke bisnis tambang nikel.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Harum Energy Ray A. Gunara saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (17/02/2021).
"Market antusias sekali dengan segala kegiatan menyangkut nikel, terlihat dari pergerakan saham. Saya rasa antusiasme beralasan karena optimisme pasar atas berkembangnya mobil listrik yang akan meningkatkan demand nikel," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (17/02/2021).
Akuisisi PT Position ini merupakan akuisisi perusahaan nikel kedua setelah mengakuisisi Nickel Mines Limited asal Australia pada Juni 2020 lalu. Usai mengakuisisi dua perusahaan nikel tersebut, HRUM menargetkan kontribusi nikel terhadap pendapatan perusahaan bisa mencapai 75%-80% pada lima tahun mendatang.
Ray mengatakan, investasi untuk tambang nikel yang tercatat di Australia kurang lebih US$ 54 juta dan US$ 80 juta untuk akuisisi di PT Position. Selain itu, perusahaan juga menganggarkan belanja modal untuk pengembangan tambang nikel selama 18 bulan ke depan sekitar US$ 10-15 juta.
"Untuk investasi smelternya sendiri mungkin sekitar US$ 100 juta dolar ya," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan perusahaan saat ini belum ada rencana untuk akuisisi tambang batu bara karena masih akan fokus pada investasi di komoditas nikel.
"Belum (akuisisi tambang batu bara) saat ini, mungkin fokus untuk alokasi belanja modal dan investasi ke nikel," jelasnya.
Dia menegaskan belanja modal tahun ini akan difokuskan untuk pengembangan PT Position, sehingga bisa segera berproduksi secara komersial pada akhir tahun depan atau di Semester II 2022.
"Untuk pengembangan agar bisa produksi komersial akhir tahun depan sekitar US$ 10 juta," tuturnya.
Pendanaan untuk belanja modal ini menurutnya akan dibiayai dari kas perusahaan. Namun ke depan akan digunakan juga kombinasi dari dana perbankan.
"Jadi, untuk alokasi belanja modal ke depan, di luar yang rutin, semua belanja modal pengembangan usaha prioritas ke nikel," paparnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harum Energy Mau Jual Saham Treasuri Hasil Buyback