Analisis Teknikal

BI Diprediksi Pangkas Suku Bunga, Apa Kabar Rupiah Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 February 2021 08:58
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah merosot 0,65% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.065/US$ pada perdagangan Rabu kemarin. Dolar AS yang bangkit mengikuti kenaikan yield obligasi (Treasury) AS memberikan tekanan bagi rupiah.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini, Kamis (18/2/2021) menjadi perhatian utama pelaku pasar.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia juga menunjukkan BI diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,5%.

Penurunan tersebut dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi, yang tentunya akan direspon positif oleh pelaku pasar.

Tetapi di sisi lain, penurunan suku bunga dapat menyempitkan imbal hasil berinvetasi di Indonesia dengan di Amerika Serikat, yang tentunya berdampak kurang bagus bagi rupiah. Sebagai aset negara emerging market, rupiah perlu yield yang tinggi untuk meningkatkan daya tariknya.

Oleh karena itu, rupiah "berada dalam dilema" jika BI memangkas suku bunganya.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan dalam jangka panjang masih terbuka.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu, indikator stochastic mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Masuknya stochastic ke wilayah oversold tentunya memperbesar risiko pelemahan rupiah.

Resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.030/US$ (MA 50), jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.085/US$ hingga Rp 14.100/US$.

Level psikologis Rp 14.000/US$ menjadi support terdekat. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan ke Rp 13.975/US$. Peluang ke Rp 13.940/US$ menjadi terbuka jika level tersebut berhasil dilewati.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Semakin Perkasa, Kata BI Ini Faktor Pendorongnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular