
Rasanya Pasar Sudah Rela BI Turunkan Bunga, Lanjutkan!
![[THUMB] Rupiah Sentuh 30.000](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/07/20/thumb-rupiah-sentuh-30000-1_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Sepertinya pasar sudah ikhlas jika siang nanti Bank Indonesia (BI) benar-benar mengumumkan penurunan suku bunga acuan.
Pada Kamis (18/2/2021), US$ 1 dibanderol Rp 14.1010 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya alias stagnan.
Namun tidak lama kemudian rupiah berhasil menguat. Pada pukul 09:14 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.000 di mana rupiah menguat tipis0,07%.
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan depresiasi yang lumayan dalam di hadapan dolar AS, mencapai 0,65%. Dolar AS pun sukses bertengger di atas Rp 14.000.
Pelaku pasar semakin yakin bahwa BI akan menurunkan suku bunga acuan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan angka median 3,5% untuk suku bunga acuan bulan ini. Artinya, ada pemotongan 25 basis poin (bps) dari posisi saat ini.
Penurunan suku bunga acuan memang akan ikut menurunkan 'keseksian' aset-aset berbasis rupiah, terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Selisih imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia dan AS tenor 10 tahun terus menyempit, menandakan potensi cuan yang bisa diraup investor berkurang.
Namun hari ini, sepertinya investor sudah bisa menerima dengan lapang dada. Bagaimana pun, Indonesia tentu tidak mau terus-terusan terjerat resesi ekonomi. Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi, yang harus diupayakan dengan segala cara termasuk kebijakan moneter.
"Segala sesuatu harus seimbang. Dengan inflasi yang terkendali dan pemulihan ekonomi masih tidak pasti, kami melihat ada ruang untuk penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps," kata Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB, sebagaimana dikutip dari Reuters.
"Gubernur Perry Warijyo menegaskan bahwa ada ruang untuk menurunkan suku bunga acuan seiring pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan sementara inflasi masih terlalu rendah yang mencerminkan kelesuan permintaan. Oleh karena itu, kami memperkirakan penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps," sebut Radhiika Rao, Ekonom DBS, dalam risetnya yang dikirimkan kepada CNBC Indonesia.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
