Ngeri! Rupiah Sudah di Atas Rp 14.000/US$ di Kurs Tengah BI

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 February 2021 10:16
rupiah melemah terhadap Dollar
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun lemah di perdagangan pasar spot.

Pada Rabu (17/2/20201), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.019. Rupiah melemah cukup dalam 1,04% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Di pasar spot, rupiah juga merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.990 di mana rupiah melemah 0,5%.

Tidak cuma rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga jadi korban keganasan dolar AS. Hanya yuan China, yen Jepang, dan dolar Taiwan yang masih bisa selamat. Namun depresiasi 0,5% sudah cukup untuk membuat rupiah jadi yang terlemah di antara para tetangganya.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:03 WIB:

Halaman Selanjutnya --> Arus Modal Berpihak ke Dolar AS

Mata uang Negeri Paman Sam tidak hanya perkasa di Asia, tetapi juga di tingkat dunia. Pada pukul 09:15 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,18%.

Penguatan mata uang Negeri Paman Sam ditopang oleh kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Kini, yield US Traesury Bond tenor 10 tahun sudah menembus 1,3%, tertinggi sejak pekan keempat Februari 2020.

Kenaikan yield menandakan bahwa surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden memang sedang mengalami tekanan jual. Harga pun semakin murah.

Namun pada satu titik, tingginya yield dan murahnya harga obligasi pemerintah AS akan membuat investor melirik. Hasilnya, arus modal asing yang awalnya berkerumun di pasar keuangan negara berkembang (termasuk Indonesia) kini beralih ke pasar obligasi pemerintah AS. Permintaan dolar AS pun naik.

"Kenaikan yield didorong oleh peningkatan ekspektasi inflasi karena stimulus fiskal dan pemulihan ekonomi global yang lebih solid. Selain itu, vaksinasi Covid-19 yang sukses akan menjamin aktivitas ekonomi bisa dibuka kembali," kata Rodrigo Catrill, Senior FX Strategist di National Australia Bank yang berbasis di Sydney, seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular