Internasional

China No 1, Kalahkan AS Jadi Mitra Dagang Terbesar Eropa

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 February 2021 08:56
foto : cnn.com
Foto: cnn.com

Jakarta, CNBC Indonesia - China "menggulingkan" AS dan menjadi mitra dagang utama Uni Eropa (UE) di 2020. Hal ini disampaikan secara resmi oleh kantor statistik Eropa. Eurostat, Senin (15/2/2021).

Angka terbaru menunjukkan peran China yang lebih besar dalam kinerja ekonomi Eropa. Ekspor UE ke China tumbuh 2,2% tahun lalu sedangkan impor naik 5,6% sementara ekspor ke AS turun 8,2% dan impor turun 13,2%.

"Alasan di balik itu, jelas fakta bahwa China atau Asia adalah satu-satunya wilayah yang mengalami pemulihan, berbentuk V yang bagus," kata ekonom ING Jerman Carsten Brzeski kepada CNBC International, Selasa (16/2/2021).

China, tempat kasus Covid-19 pertama dilaporkan, tidak mengimplementasikan pembatasan sosial yang ketat untuk kedua kalinya seperti yang dilakukan di banyak negara Eropa. Meski kasus bangkit, lockdown hanya dilakukan di sejumlah wilayah dengan penanganan yang sangat cepat.

Akibatnya, perekonomian Negeri Tirai Bambu ini berkinerja sedikit mendekati level normal sebelum Covid-19 'menyerang'. Terutama jika dibandingkan dengan bagian dunia lain, di mana pembatasan masih menghambat aktivitas ekonomi.

Bahkan menurut perkiraan dari Dana Moneter Internasional (IMF), China diperkirakan akan mencatatkan tingkat pertumbuhan tertinggi kedua secara global pada tahun 2021. Dalam kajian Januari, IMF memprediksi ekonomi China bisa tumbuh 7,9% di tahun ini.

"Ke depan, pentingnya China bagi perdagangan Eropa juga merupakan dilema yang jelas," kata Brzeski.

"Eropa akan kesulitan membuat pilihan antara berdagang dengan China atau membantu AS mengembangkan bidang teknologi."

Hal ini terkait konflik AS dan UE soal keterlibatan Beijing dalam proyek 5G dan transfer teknologi. Pemerintah Eropa meminta perusahaan China untuk mentransferkan teknologi mereka dengan imbalan akses pasar.

Namun di saat yang sama, Washington dan Brussel juga memiliki kepedulian terhadap pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di China. Barat berulang kali mengecam aturan yang diterapkan China, yang dianggap mengekang demokrasi Hong Kong dan hak beragama warga etnis minoritas Uighur, di Xinjiang.

"Resikonya adalah bahwa kompromi dan keseimbangan antara keduanya akan menghambat pertumbuhan di masa depan," kata Brzeski.

Namun, UE tampaknya ingin memperkuat hubungan ekonomi dengan China. Keduanya mencapai kesepakatan investasi baru pada bulan Desember yang bertujuan untuk mempermudah perusahaan Eropa beroperasi di China, meski belum resmi disetujui parlemen Eropa.

Kesepakatan disepakati sebelum pelantikan Joe Biden pada akhir Januari. UE melarang China menghentikan akses atau memperkenalkan praktik diskriminatif baru di sektor manufaktur dan beberapa sektor jasa.

Pada saat pengumuman, kepala perdagangan Eropa Valdis Dombrovskis berkata bahwa krisis (corona) ini membuat kesatuan 26 negara di benua biru untuk mengintensifkan perdagangannya dengan seluruh mitra globalnya. Termasuk dalam hal ini China.

"Dengan bekerja sama kita dapat pulih lebih cepat secara ekonomi, dan membuat kemajuan di bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama seperti hubungan perdagangan dan investasi," katanya dalam sebuah pernyataan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putus Hubungan Dengan Barat, Rusia Pepet China Dan India

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular