
Digebuk Luar-Dalam. Rupiah Langsung KO

Sementara dari sisi eksternal, penguatan mata uang Negeri Paman Sam ditopang oleh kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Kini, yield US Traesury Bond tenor 10 tahun sudah di atas 1,3%, tertinggi sejak pekan keempat Februari 2020.
Kenaikan yield menandakan bahwa surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden memang sedang mengalami tekanan jual. Harga pun semakin murah.
Namun pada satu titik, tingginya yield dan murahnya harga obligasi pemerintah AS akan membuat investor melirik. Hasilnya, arus modal asing yang awalnya berkerumun di pasar keuangan negara berkembang (termasuk Indonesia) kini beralih ke AS.
"Dolar AS pun rebound, membuat mata uang Asia melemah. Ini disebabkan oleh kenaikan yield obligasi pemerintah," ujar Khoon Goh, Headof Asia Research di ANZ, sebagaimana diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
