
Lepas dari Bayangan 3 Gagak Hitam, IHSG Siap Melesat ke 6.350

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,77% ke 6.270,324 pada perdagangan awal pekan kemarin. Meski demikian, data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 573 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,27 triliun.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2020 mencatat surplus. Impor masih mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sementara ekspor tumbuh cukup tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2020 mencatat surplus. Impor masih mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sementara ekspor tumbuh cukup tinggi.
Kepala BPS Suhariyanto melaporkan nilai impor bulan lalu adalah US$ 13,34 miliar. Turun 6,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Dengan nilai ekspor yang sebesar US$ 15,3 miliar, maka neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 1,96 miliar. Surplus neraca perdagangan sudah terjadi selama sembilan bulan beruntun.
Penguatan IHSG berpotensi berlanjut pada hari ini, Selasa (16/2/2021), melihat bursa saham Asia menguat cukup tajam pagi ini. Kemarin, bursa saham Eropa juga melesat, yang menjadi indikasi sentimen pelaku pasar global sedang bagus.
Secara teknikal, IHSG kini sudah berhasil lepas dari bayang-bayang 3 gagak hitam (three black crow), setelah berhasil menutup perdagangan di atas 6.260.
IHSG sebelumnya menembus ke bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) setelah mengalami kemerosotan 7 hari beruntun pasca membentuk pola three black crow. Pola tersebut merupakan sinyal pembalikan arah, dari sebelumnya dalam tren menanjak berubah menjadi turun, atau "malapetaka" bagi IHSG.
Pola three black crow terdiri dari 3 candle stick yang menurun, dengan posisi penutupan candle terakhir selalu lebih rendah dari candle sebelumnya.
![]() Foto: Refinitiv |
Dengan lepas dari bayang-bayang three black crow, IHSG berpeluang kemudian menguat, apalagi setelah mampu bertahan di atas MA 50.
Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian mulai masuk wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Sementara itu stochastic pada grafik 1 jam sudah masuk ke wilayah overbought, sehingga ada risiko koreksi.
![]() Foto: Refinitiv |
IHSG kemarin berhasil melewati 6.260, dan kini resisten terdekat berada di kisaran 6.300. Jika ditembus, IHSG berpeluang naik ke 6.350.
Sementara jika kembali ke bawah 6.260, IHSG berisiko turun ke support 6.200. Support selanjutnya berada di kisaran 6.160.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500