Data BEI menunjukkan, setidaknya ada 9 emiten properti yang mencatatkan kenaikan harga saham pada perdagangan kemarin.
Emiten-emiten tersebut adalah SMRA, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT PP Properti Tbk (PPRO), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Mengacu data BEI, setelah sempat menyentuh zona merah, saham SMRA akhirnya ditutup menguat 6,83% menjadi Rp 860/saham pada perdagangan kemarin (15/2/2021).
Perusahaan properti yang didirikan pada 1975 ini diperdagangkan dengan volume 88,25 juta senilai Rp 74,29 miliar.
Sementara itu, saham ASRI nyaman di zona hijau pada perdagangan kemarin dengan ditutup naik 5,08% ke posisi Rp 248/saham. Perusahaan yang didirikan keluarga Harjanto Tirtohadiguno mengalami aksi beli asing (bet buy) senilai Rp 241,82 juta. Total volume perdagangan saham ASRI 267,61 juta dengan nilai transaksi Rp 66,20 miliar.
Adapun saham PWON ditutup menguat 25 poin atau 4,76% ke Rp 550/saham dengan nilai transaksi Rp 65,98 miliar dan volume 121,52 juta saham.
Di sisi lain, saham PPRO juga tidak pernah menyentuh zona merah pada perdagangan kemarin, dengan ditutup naik 3,80% menjadi Rp 82/saham. Anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ini mencatatkan volume perdagangan 108,07 juta saham senilai Rp 8,75 miliar.
Saham lainnya yakni BSDE milik Grup Sinarmas. Meski dibayangi aksi jual bersih asing senilai Rp 3,88 miliar, saham BSDE melonjak 3,70% ke posisi Rp 1.260/saham pada perdagangan Senin (16/2/2021). Kemarin, saham BSDE mencatatkan nilai transaksi Rp 41,86 miliar dan volume 33,49 juta saham.
Emiten berikutnya yakni APLN berhasil ditutup di zona hijau sebesar 3,49% ke posisi Rp 178/saham pada perdagangan kemarin. Saham pengembang properti raksasa ini mencatatkan volume transaksi 104,36 juta saham senilai Rp 18,67 miliar.
Lanjut yakni saham Ciputra. Setelah sempat beberapa kali di zona merah, saham CTRA berhasil ditutup menguat 3,32% ke posisi Rp 1.090/saham di akhir perdagangan kemarin. Perusahaan keluarga Ciputra ini membukukan volume transaksi 36,48 juta senilai Rp 39,32 miliar.
Emiten properti Grup Lippo, LPKR ditutup menguat 2,97% ke level Rp 208/saham kemarin meski mengalami aksi jual bersih asing senilai Rp 2,67 miliar. Emiten induk usaha PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) ini mencatatkan volume transaksi sebesar 91,98 juta saham dengan nilai Rp 19,09 miliar.
Terakhir, saham SSIA ditutup di zona hijau, naik 2,80% ke posisi Rp 550/saham pada perdagangan awal pekan ini (15/2/2021). Emiten yang melantai di bursa pada 1997 ini membukukan volume perdagangan 76,77 juta dengan nilai transaksi Rp 42,33 miliar.
Penguatan saham emiten-emiten properti terjadi beriringan dengan kabar akan dirilisnya aturan relaksasi soal besaran uang muka (down payment/DP) untuk pembelian rumah pertama oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Seperti dilansir CNBC Indonesia, Senin (15/2/2021), OJK bakal memberikan relaksasi DP untuk pembelian rumah pertama di samping relaksasi dp untuk kendaraan bermotor. Aturan ini akan segera dirilis dalam beberapa hari ke depan.
"OJK sudah sejak PTIJK 15 Januari 2021 di depan Bapak Presiden sudah menyiapkan beleid baru untuk DP dan ATMR. Moga-moga dalam beberapa hari ini. Tidak hanya kendaraan bermotor tetapi juga properti khususnya untuk milenial yang akan memiliki rumah pertamanya," kata Anto kepada CNBC Indonesia, Senin (15/2/2021).
Beleid baru ini juga akan memberikan penyesuaian untuk Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk perusahaan penyedia kredit kendaraan bermotor.
ATMR adalah adalah komposisi pos neraca yang telah dikalikan dengan persentase bobot risiko dari masing-masing pos itu sendiri.Kian tinggi ATMR, semakin tinggi risiko penempatan aset bank.
Adapun aturan penyesuaian DP dan ATMR ini diberikan dalam rangka aturan turunan dari adanya relaksasi PPnBM sektor otomotif yang diberikan pemerintah untuk tahun 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA