Gokil Kakak! Angpao dari Bitcoin Lebih Gede dari Emas nih

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
12 February 2021 09:26
This photo taken Wednesday, March 4, 2015 shows a 10 dinar gold coin from Morocco's Almohad Dynasty on exhibit at the Mohammed VI Museum of Modern and Contemporary art in Rabat, Morocco. The
Foto: Koin Dinar (AP/Paul Schemm)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga logam mulia emas mengalami koreksi pada perdagangan Kamis kemarin. Pada pagi hari ini, Jumat (12/2/2021) harga emas di pasar spot lanjut terkoreksi. Beberapa bursa tutup karena libur merayakan tahun baru Imlek. 

Di pasar spot harga emas turun 0,17% ke level US$ 1.823/troy ons. Harga emas sempat ditutup di level US$ 1.842/troy ons pada 10 Februari lalu. Ini merupakan level tertinggi harga penutupan emas sejak 2 Februari 2021. 

Terlihat bahwa harga emas masih sulit tembus level US$ 1.850/troy ons. Level tersebut menjadi titik resisten (batas atas) kuat bagi logam mulia emas. Pada pekan lalu harga emas sempat anjlok ke bawah US$ 1.800/troy ons. 

Koreksi tajam harga emas dipicu oleh faktor teknikal. Ada momentum rata-rata harga emas periode 50 harian semakin mendekati rata-rata harga emas 200 harian atau death cross. 

Secara psikologis, fenomena ini akan memantik aksi jual secara besar-besaran di pasar karena merupakan indikator teknis yang menunjukkan harga emas akan bergerak bearish. Menambah tekanan pada harga emas adalah tren penguatan dolar AS yang terjadi sejak Januari. 

Indeks dolar terus reli sehingga menekan harga emas. Greenback dan emas merupakan dua aset yang memiliki korelasi negatif kuat. Artinya pergerakan harganya berlawanan. 

Ketika bank sentral dan pemerintah menerapkan kebijakan akomodatif sehingga likuiditas berlimpah maka secara teoritis dolar AS terdevaluasi. Pelaku ekonomi mengkhawatirkan bahwa inflasi yang tinggi akan terjadi di masa depan. 

Oleh karena itu mereka mengalihkan sebagian asetnya dalam bentuk non-cash yang dapat melindungi dari fenomena penurunan nilai tukar atau inflasi. Emas adalah salah satu jenis aset tersebut. 

Namun sayang, pelaku pasar kini perlahan-lahan meninggalkan emas. Mereka memburu aset lain yang juga bisa melindungi kekayaan mereka dari kenaikan inflasi. Bahkan banyak yang melakukan aksi spekulasi. 

Penurunan harga emas juga dibarengi dengan kenaikan fantastis harga mata uang digital (cryptocurrency) seperti Bitcoin dan Dogecoin. Setelah mendapat pom-pom dari bos Tesla, Elon Musk dan Tesla kemudian mengumumkan berinvestasi di koin digital tersebut senilai US$ 1,5 miliar, harga Bitcoin kembali bergerak liar. 

Kini untuk satu unit Bitcoin harganya sudah tembus US$ 48.000 atau setara Rp 672 juta per koin. Ini merupakan rekor terbaru harga tertinggi sepanjang sejarah. Di pekan nilai kapitalisasi pasar Bitcoin sudah naik 27,37% dan tembus US$ 898,9 miliar. 

Dengan begitu bisa dikatakan bahwa orang-orang yang membeli Bitcoin sebelum Imlek akan mendapatkan angpao yang tebal. Sementara bagi mereka yang membeli emas harus gigit jari karena harganya malah melorot.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dekati Rekor, Harga Bitcoin Dibanting

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular