Dolar Singapura Menguat Lagi Lawan Rupiah, Apa Rahasianya?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 February 2021 14:13
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (11/2/2021), setelah terkoreksi Rabu kemarin. Sepanjang pekan ini, rupiah memang kesulitan menguat melawan dolar Singapura, tidak seperti melawan dolar Amerika Serikat (AS) yang mampu menguat 3 hari beruntun.

Pada pukul 13:31 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.551,53, dolar Singapura menguat 0,15% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Salah satu penyebab kuatnya dolar Singapura adalah sentimen pelaku pasar yang lebih condong ke dolar Singapura ketimbang rupiah. Hal tersebut terindikasi dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters, yang menunjukkan posisi beli (long) dolar Singapura terhadap dolar AS lebih tinggi ketimbang rupiah.

Bahkan, dolar Singapura menjadi mata uang Asia nomer dua yang paling disukai pelaku pasar setelah yuan China.

Survei yang dilakukan secara 2 mingguan tersebut melihat posisi yang diambil pelaku pasar terhadap 9 mata uang utama Asia melawan dolar AS.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.


Hasil survei terakhir dirilis Kamis (28/1/2021), menunjukkan nilai posisi long untuk rupiah saat ini -0,41, sementara posisi long dolar Singapura sebesar -0,79, jauh lebih tinggi. Meski survei tersebut menunjukkan posisi mata uang Asia melawan dolar AS, tetapi bisa menunjukkan mata uang Asia mana yang lebih disukai oleh pelaku pasar. 

Survei terbaru dari Reuters akan dirilis hari ini, kemungkinan besar masih menunjukkan hal yang sama.

Tren kenaikan kasus penyakit virus corona di Indonesia menjadi penyebab rupiah kurang menarik. Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi, bahkan ketika kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilakukan pada periode 11 Januari hingga 8 Februari.

Selama 1 bulan pelaksanaan PPKM, rata-rata penambahan kasus per hari mencapai 11.779 orang. Rata-rata tersebut meningkat tajam dibandingkan sebulan sebelumnya sebanyak 7.622 kasus per hari.

Hingga 8 Februari kemarin, total kasus positif mencapai 1.166.079 orang, dengan lebih dari 31 ribu orang meninggal dunia, dan lebih dari 960 ribu orang sembuh. Kasus aktif saat ini tercatat sebanyak 171.288 orang.

Terus menanjaknya kasus Covid-19 membuat para investor khawatir pemulihan ekonomi Indonesia akan terganggu.

Di sisi lain, Singapura sukses mengendalikan penyebaran Covid-19. Sejak Oktober 2020 lalu, penambahan kasus baru tidak pernah lebih dari 50 kasus per hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Ini Rupiah Sulit Tumbangkan Dolar Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular