
Orang Sabar Bisa Cuan! IHSG Siap Bangkit ke 6.200 di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik-turun pada perdagangan sesi I Rabu (10/2/2021). Sempat menguat 0,57% ke 6.216,939, sebelum berbalik turun ke 0,22% ke 6.168,013.
Di akhir sesi I, bursa kebanggaan Tanah Air ini berada di level 6.175,833 atau melemah 0,09%.
Kabar baiknya, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 149,82 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,32 triliun.
Pada perdagangan sesi II, IHSG berpeluang bangkit melihat mayoritas pergerakan bursa saham utama menguat siang ini. Indeks Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong melesat lebih dari 1% kemudian Kospi Korea Selatan naik 0,48%. Hanya Nikkei Jepang yang turun tipis 0,01%.
Tidak hanya bursa saham Asia, indeks saham AS berjangka juga naik setelah Wall Street melemah Selasa kemarin.
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan.
IHSG pada perdagangan Kamis (4/2/2021) membentuk Doji, secara psikologis pola ini mengindikasikan pasar masih kebingungan menentukan kemana arah IHSG. Artinya peluang IHSG ambrol atau melesat sama besarnya. Terbukti, kemarin IHSG berbalik melemah setelah sempat menguat di awal perdagangan.
Kabar baiknya, IHSG mampu bertahan di atas 6.000 dan rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50).
IHSG sebelumnya menembus ke bawah MA 50 setelah mengalami kemerosotan 7 hari beruntun pasca membentuk pola 3 gagak hitam (three black crow). Pola tersebut merupakan sinyal pembalikan arah, dari sebelumnya dalam tren menanjak berubah menjadi turun, atau "malapetaka" bagi IHSG.
Pola three black crow terdiri dari 3 candle stick yang menurun, dengan posisi penutupan candle terakhir selalu lebih rendah dari candle sebelumnya.
IHSG yang kini berada di atas MA 50 memberikan peluang berlanjunya penguatan IHSG, sekaligus menghentikan "bayang-bayang" tiga gagak hitam.
![]() Foto: Refinitiv |
Tetapi jika kembali ke bawah 6.000, maka risiko berlanjutnya penurunan kembali muncul, dengan target ke kisaran 5.600 dalam beberapa pekan ke depan.
Level 5.600 berada di dekat dengan MA 100 serta Fibonnanci Retracement 61,8% yang bisa menjadi support kuat. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun 2020 di 3.911 pada grafik harian.
Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Sebaliknya, stochastic pada grafik 1 jam sudah bergerak turun dan mulai masuk ke wilayah jenuh jual, yang membuka peluang penguatan di sesi II.
Koreksi IHSG kemarin hingga menyentuh support di kisaran 6.160. Selama bertahan di atasnya, IHSG berpotensi menguat kembali ke atas 6.200. Penembusan dan kemampuan bertahan di atas level tersebut akan membuka peluang menuju 6.260.
Sementara jika support ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang turun ke 6.110 hingga 6.090.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lesu, IHSG Kayaknya Ditutup Merah Lagi Jelang Long Weekend