
Analis Optimistis Saham BCA Bisa Bergerak ke Rp 38.000/unit

Selain itu, menurut analisis Panin pada Selasa (9/2/2021), NIM (net interest margin) BBCA diperkirakan akan merosot ke level 5,1-5,5% pada tahun ini, akibat terbatasnya ruang pemangkasan cost of fund.
Dari soal kualitas aset, BBCA saat ini sedang merestrukturisasi Rp108,5 triliun, dengan LAR (Loan at Risk) relatif flat sebesar 18,8%, dari posisi 18,5% pada September 2020.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan LAR di angka 14-15. Sementara, 30-35% dari kredit direstrukturisasi diperkirakan akan kembali normal pada 2021. Selain itu, cost of credit diperkirakan turun menjadi 1,3-1,5& pada tahun ini, dari angka 1,7% pada 2020.
Pada pembukaan pasar Rabu, 10/2/2021, saham BBCA dibuka naik 1% ke 35.250 dari penutupan hari sebelumnya di angka 34.900.
Seperti diketahui, selama kuartal IV-2020 BCA membukukan laba bersih sebesar Rp 7,1 triliun turun 7,2% secara year-on-year (YoY). Sementara, sepanjang 2020 BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp27,1 triliun, turun sebesar 5% (YoY).
Dalam paparan yang disampaikan Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn pada Senin (8/2/2021), disebutkan selama 2020 rata-rata kredit tumbuh 4,7% secara tahunan.
"Sejalan dengan komitmen itu, rata-rata kredit tumbuh 4,7% secara tahunan (YoY), sedangkan total fasilitas kredit untuk bisnis meningkat 5% YoY," kata Hera.
Pada perdagangan hari ini, harga saham BCA tercatat terkoreksi 1,15% ke level Rp 34.525/unit. Koreksi saham BCA membuat, Indeks Harga Saham Gabungan masuk zona merah.
Catatan:
Riset dari Panin Sekuritas ada disclaimer. Keputusan investasi merupakan tanggung jawab penuh dari pembaca.
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]