
Wall Street Rekor & Optimistis dengan Vaksin, IHSG Menyusul?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik mendapat tenaga baru untuk melanjutkan tren kenaikan pada perdagangan Selasa ini (9/2/2021). Sentimen positif tersebut datang dari reli selama enam hari berturut-turut Wall Street yang dipicu optimisme investor terkait vaksinasi Covid-19 hingga komitmen Presiden AS Joe Biden meluncurkan bantuan paket stimulus mengatasi pengangguran.
Hal ini juga memberi efek positif bagi bursa saham global lainnya, tak terkecuali dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup menguat sebesar 0,93% ke posisi 6.208,86 poin.
Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi harian kemarin mencapai Rp 15,39 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,48 juta kali. Meski masih dibayangi tekanan jual investor asing sebesar Rp 233,72 miliar, laju IHSG tetap mampu melaju di zona hijau di akhir sesi kedua perdagangan.
Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang berpendapat, pada perdagangan hari ini beberapa katalis menjadi perhatian pelaku pasar.
Di antaranya, optimisme peningkatan stimulus dan percepatan peluncuran vaksin menjadi faktor pendorong indeks Dow Jones (DJIA) menguat selama 6 hari berturut-turut sebesar 0,76%, reli terpanjang sejak Agustus, dan jika dikombinasikan dengan penguatan indeks EIDO sebesar +0.92% berpotensi menjadi pendorong penguatan IHSG selama 5 hari berturut-turut.
Tidak hanya itu, sentimen positif pendorong peluang penguatan IHSG Selasa ini datang dari penguatan beberapa harga komoditas di antaranya minyak dunia yang naik 1,72%, batu bara 1,19%, emas 0,94%, CPO 1,66% serta nikel 0,46% sehingga terdapat peluang saham-saham di bawah komoditas tersebut akan menguat Selasa ini.
Sementara itu, dari kabar korporasi di dalam negeri, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kemarin telah melaporkan kinerja keuangannya dan sejauh ini masih menjadi bank di antara the big four yang memperoleh laba terbesar sepanjang tahun 2020.
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 27,1 triliun atau turun 5% dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp 28,6 triliun didukung pertumbuhan kredit 4,7% YoY, sedangkan total fasilitas kredit untuk bisnis meningkat 5% YoY. Pendapatan bunga bersih BBCA di 2020, yakni naik 7,3% YoY menjadi Rp 54,5 triliun. Di sisi lain, pendapatan non-bunga menurun tipis 0,5% YoY, menjadi Rp 20,2 triliun.
"IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 6.154 - 6.246," kata Edwin Sebayang, dalam riset yang dipublikasikan, Selasa (9/2/2021).
PT Samuel Sekuritas, dalam analisis teknikalnya memaparkan, saat ini, level IHSG masih tertahan pada level resitance minor 6.200 setelah ditutup 6.208,86 poin pada perdagangan Senin kemarin.
"Kini berkonsolidasi dengan candle doji. Dinamika IHSG selanjutnya akan bergantung pada bagaimana resisten ini bertahan," tulis Samuel Sekuritas.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga