Airlangga: Duit Rp 133 T dari AS hingga Kanada Siap Masuk SWF

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 February 2021 13:13
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto  dalam acara Mandiri Investment Forum (Tangkapan Layar Youtube Bank Mandiri)
Foto: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Mandiri Investment Forum (Tangkapan Layar Youtube Bank Mandiri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini sudah sudah ada investasi senilai US$ 9,5 miliar atau setara dengan Rp 133 triliun (kurs Rp 14.000/US$) yang siap masuk ke Sovereign Wealth Fund (SWF) yang kini bernama Indonesia Investment Authority (INA).

Airlangga menjelaskan, INA merupakan sebagai alternatif pembiayaan dan memberikan kepastian hukum beberapa investor global untuk berinvestasi di Indonesia.

Dana sebesar US$ 9,5 miliar yang siap mengalir ke SWF tersebut berasal dari United States International Development Finance Corporation (US DFC), Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Caisse de depot et placement du Wuebec (CDBQ)-Canada (Quebec Deposit and Investment Fund), dan perusahaan pengelolaan aset asal Belanda yakni APG-Netherland.

"Investor global telah mengirimkan letter of interest dan komitmen dari US DFC, JBIC, CDBQ Canada, APG Netherland dengan akumulasi letter of interest US$ 9,5 miliar," jelas Airlangga dalam Indonesia Economic Outlook 2021, Senin (8/2/2021).

Sejalan dengan akan beroperasinya dana abadi Indonesia tersebut, kata Airlangga saat ini perizinan kemudahan berinvestasi terus dilakukan.

Hal tersebut akan tertuang di dalam aturan turunan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang akan rampung dalam waktu dekat ini.

Perbaikan iklim investasi, kata Airlangga meningkatkan kepercayaan para investor yang berminat masuk melalui INA.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan masuknya investasi asing lewat INA juga dipengaruhi oleh prospek pemulihan ekonomi di dalam negeri tahun ini yang diramal bisa mencapai 4,5% hingga 5,5% secara tahunan (year on year/yoy).

Dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi, pemerintah akan menempuh dua cara.

Pertama, pemerintah fokus memperbaiki kepercayaan diri masyarakat melalui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro yang bertujuan untuk menekan penyebaran virus corona hingga ke tingkat desa.

Upaya ini, beriringan dengan program vaksinasi untuk menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok) kepada 182 juta masyarakat Indonesia hingga akhir tahun ini.

Kedua, melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 dengan total anggaran sekitar Rp 619,83 triliun.

Dana ini untuk penanganan kesehatan termasuk vaksinasi, perlindungan sosial, stimulus Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan korporasi, dan stimulus Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemda.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: SWF Indonesia Investment Authority Dirilis Awal 2021!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular