
Akhirnya! Rupiah Perkasa, Dolar AS Kini di Bawah Rp 14.000

Stimulus fiskal yang sudah di depan mata akan membuat pasokan dolar AS melimpah-ruah. Seperti barang, pasokan mata uang yang banyak akan membuat 'harga' turun.
Likuiditas yang berlimpah ini sedikit banyak akan merembes ke pasar keuangan. Tambahan 'amunisi' akan menciptakan mentalitas beli, beli, dan beli. Tidak sekadar beli, tetapi beli plus cuan karena dalam kondisi kelebihan likuiditas biasanya pelaku pasar cenderung abai akan risiko (risk-off).
Nah, pencarian cuan ini akan membuat arus modal dari Negeri Adikuasa berhamburan keluar. Aset-aset di negara berkembang menjadi incaran, karena memang memberikan keuntungan lebih tinggi ketimbang di negaranya sendiri.
Indonesia termasuk salah satu negara yang menjadi tujuan investor asing. Bank Indonesia (BI) mencatat sepanjang 1-5 Februari 2021 investor asing membukukan beli bersih Rp 12,12 triliun di pasar keuangan Indonesia. Sejak awal 2021, nilai beli bersih investor asing mencapai Rp 30,22 triliun.
Tingginya permintaan terhadap aset keuangan Tanah Air otomatis membuat permintaan rupiah ikut terdongkrak. Membeli saham atau obligasi di Indonesia memang pakai apa kalau tidak pakai rupiah? Inilah yang membuat rupiah bisa melaju di jalur hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
