
Akhirnya! Rupiah Perkasa, Dolar AS Kini di Bawah Rp 14.000

Keperkasaan dolar AS mulai luntur. Setelah sejak awal tahun menguat 1,26%, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,02% pada pukul 09:10 WIB.
Data ketenagakerjaan terbaru di Negeri Paman Sam tidak mendukung penguatan dolar AS. Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) pada Januari 2021 sebanyak 49.000. Di bawah konsensus yang dihimpun Reuters dengan proyeksi 50.000.
Sementara tingkat pengangguran berada di 6,3%. Turun dibandingkan Desember 2020, tetapi masih jauh di atas level pra-pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Sepertinya butuh waktu yang tidak sebentar bagi perekonomian Negeri Adidaya untuk kembali normal seperti dulu.
"Terlihat jelas bahwa ekonomi kita masih mengalami masalah. Saya merasakan kepedihan yang amat mendalam di negara ini. Saya akan bertindak cepat," tegas Joseph 'Joe' Biden, Presiden AS, seperti dikutip dari Reuters.
Tindakan cepat itu adalah stimulus fiskal yang nilainya mencapai US$ 1,9 triliun. Proposal itu sudah mendapat restu dari Kongres AS, naik House of Representatives maupun Senat.
Nancy Pelosi, Ketua House dari Partai Demokrat, memperkirakan paket stimulus sudah bisa disahkan sebelum 15 Maret 2021. Presiden Biden ingin agar paket tersebut segera terlaksana di lapangan.
"Kalau saya harus memilih antara membantu rakyat AS sekarang atau mematuhi prosedur yang bertele-tele, maka itu pilihan yang gampang. Saya akan membantu rakyat AS sekarang," tambah Biden.
(aji/aji)