
Nicke Sebut Anak Usaha Pertamina IPO 2021, BEI: Belum Masuk!

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Rabu (4/2/2021), sempat melontarkan wacana mencatatkan saham salah satu anak usaha di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi korporasi ini diperkirakan akan terjadi di semester kedua atau kuartal IV tahun ini.
Namun berdasarkan keterangan dari BEI sampai saat ini, belum ada anak usaha PT Pertamina (Persero) yang menyampaikan rencana untuk melantai di bursa saham.
"Belum [menyampaikan rencana IPO]," kata Direktur Penilaian Perusahaan, I Gede Nyoman Yetna, Jumat (5/2/2021).
Dia melanjutkan, sampai dengan Kamis, 4 Februari kemarin BEI mencatat, sudah ada 27 calon emiten yang sedang dalam proses evaluasi untuk pencatatan saham di bursa. Namun, dari pipeline tersebut, belum ada perusahaan anak maupun cucu dari BUMN.
"Sampai dengan tanggal 4 Februari 2021, terdapat 27 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham BEI, dengan rincian terlampir. Bursa menyambut baik apabila terdapat filling dari perusahaan BUMN (anak usaha/cucu) masuk ke pipeline," ujarnya.
Kemarin Nicke sempat menyampaikan rencana IPO anak usaha dari Pertamina. "Di Q3-Q4 akan IPO salah satu unit bisnis kami, sehingga bisa meningkatkan transparansi unit usaha Pertamina ke depan," tutur Nicke.
Namun sayangnya Nicke tidak menyampaikan unit usaha mana yang akan melantai ke bursa saham. Namun, wacana IPO anak usaha Pertamina sudah mengemuka sejak tahun lalu dalam rapat kerja antara perusahaan dengan parlemen.
Kementerian BUMN juga terus mendorong perusahaan pelat merah lebih banyak melantai di bursa setelah 'puasa' cukup lama. Pasalnya, IPO dari induk perusahaan BUMN terakhir kali terjadi pada tahu 2013 lalu dengan melantainya emiten semen PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).
Berselang lima tahun kemudian, pada 2018, baru anak usaha BUMN yang masuk pasar modal seperti PT Phapros Tbk. (PEHA), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) dan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC).
Menteri BUMN Erick Thohir kemarin, Rabu (4/2/2021), mengatakan rencana pencatatan saham di BEI ini merupakan bagian dari transformasi BUMN yang sedang dilakukan kementerian. Diharapkan dengan tercatatnya saham BUMN di bursa, perusahaan pelat merah ini akan memiliki fundamental yang lebih baik dan memiliki bisnis yang sustain ke depannya.
"Di pipeline saya ga mau kasih fix-nya, nanti dicari, ada 8-12 yang akan go public. Tapi bukan sekedar go public tapi fundamental dan sustainability harus," kata Erick dalam pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/2/2021).
"8-12 ini disiapkan untuk 2021, 2022, 2023. Insyaallah dengan kerja keras dukungan OJK [Otoritas Jasa Keuangan], bursa dan seluruhnya ini bisa dijalankan sesuai dengan target yang dicanangkan," imbuh dia.
Dia mengungkapkan, rencana aksi korporasi ini sejalan dengan roadmap jangka panjang BUMN yang membuat perusahaan-perusahaan ini dinilai 'seksi' untuk saat ini. Beberapa pengembangan jangka panjang yang dimaksud adalah rencana pengembangan EV battery hingga digital yang dicanangkan oleh kementerian.
"Dan insyaallah perusahaan yang akan listing perusahaan baik, ada strategi jangka panjang. Sama kalau diliat banyak perusahaan BUMN seksi karena roadmap jelas. Pengembangan jangka panjangnya apakah EV battery, apakah digitalnya dan lain-lain," tandasnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Siap IPO Anak Usaha di Q4, Jadi yang Mana Bu Nicke?