Newsletter

Perhatikan Rilis PDB 2020, Akankah IHSG Happy Weekend?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 February 2021 06:48
Bongkar Muat Gula di Pelabuhan Tanjung Priok
Foto: Bongkar Muat Gula di Pelabuhan Tanjung Priok (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan nasional bergerak variatif kemarin, di mana bursa saham menguat menyusul masuknya investor asing tetapi rupiah melemah mengikuti tren regional. Hari ini, rilis Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 akan menjadi sentimen penentu.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (4/2/2021) ditutup menguat 29,5 poin atau 0,48% ke 6.107,21 menjadi satu dari sedikit bursa yang menguat di kawasan Asia. Bursa Asia mayoritas ditutup melemah di tengah aksi jual saham-saham teknologi.

Indeks KOSPI Korea Selatan memimpin pelemahan dengan koreksi sebesar 1,35% disusul Nikkei Jepang yang ambles 1,06%, STI Singapura merosot 0,75%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,66%, dan Shanghai Composite China terdepresiasi 0,44%.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan sebanyak 205 saham menguat, 265 tertekan dan 170 lainnya flat. Namun nilai transaksi bursa hanya Rp 15,32 triliun, jauh jika dibandingkan dengan periode sebelumnya di awal Januari yang bisa menyentuh Rp 23 triliun.

Investor asing masih merangsek masuk dengan pembelian bersih (net buy) Rp 495 miliar di pasar reguler, mengindikasikan bahwa mereka memiliki nyali lebih besar untuk masuk ke aset berisiko tinggi karena yakin bahwa perekonomian akan membaik di tengah pandemi.

Tidak heran, harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup beragam dengan mayoritas melemah. Membaiknya gejolak pasar saham di global dan dalam negeri biasanya memicu peralihan dana dari pasar surat utang ke pasar saham.

Investor sudah mulai melepas SBN meski beberapa seri masih diincar. Imbal hasil (yield)SBN berseri FR0082 bertenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi nasional naik 1,9 basis poin (bp) ke 6,19%. Artinya, harga lagi melemah karena yield memang berlawanan arah dari harga.

Namun demikian, sebagian investor masih meninggalkan satu kakinya di pasar obligasi, terlihat dari penurunan imbal hasil beberapa SBN, misalnya seri FR0061 yang drop 4,9 bp ke 4,08%, seri FR0039 turun 2,2 bp ke 4,69%, dan FR0067 surut 2 bp ke 7,26%.

Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Meski demikian, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan pasar spot, setelah menguat 0,14% kemarin. US$ 1 dihargai Rp 14.000 di pasar spot. Rupiah terhitung melemah 0,07% dibandingkan dengan penutupan kemarin.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.000/US$, kemudian menguat 0,07% ke Rp 13.990/US$. Namun sayangnya, rupiah belum mampu melanjutkan penguatan dan berbalik melemah 0,21% ke Rp 14.030/US$.

Pelemahan terjadi di semua mata uang Asia yang juga rontok melawan dolar AS. Hingga pukul 15:07 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terburuk dengan pelemahan 0,4%. Indeks dolar AS hingga sore ini menguat 0,16% ke 91,281.

Pelaku pasar masih menunggu rilis data yang akan menjadi "gong" penentu horizon investasi mereka di Indonesia, yakni PDB per Desember 2020.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup secara meyakinkan di zona hijau pada perdagangan Kamis (4/2/2021), di mana indeks S&P 500 sukses mencetak reli 4 hari beruntun. Investor kian optimistis akan prospek pemulihan ekonomi ke depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 332,3 poin (+1,1%) menjadi 31.055,86. S&P 500 juga terbang 1,1% ke 3.871,74 yang merupakan rekor tertingginya, sedangkan Nasdaq melompat 1,2% menjadi 13.777,74 yang juga merupakan level tertinggi barunya.

Sepanjang pekan berjalan indeks Nasdaq mencetak reli 5,4%, diikuti S&P 500 yang menguat 4,2% dan Dow Jones yang tumbuh 3,6%. Sementara itu, saham GameStop-yang mencuri perhatian karena jadi arena investor ritel melawan aksi jual kosong (short selling) para hedge fund-anjlok lebih dari 80%.

Short selling adalah transaksi di mana investor melakukan penjualan saham yang tak dimiliki. Dia meminjam saham dari sekuritas dan menjualnya sekarang, untuk dibeli ketika sahamnya ambruk ke depan dan mengembalikannya ke sekuritas dengan nilai lebih kecil.

Investor juga merespons positif rilis kinerja keuangan emiten. eBay yang kinerjanya di atas ekspektasi pasar mendapati sahamnya naik 5% diikuti PayPal yang melompat lebih dari 7%. Sebaliknya, saham Qualcomm terpelanting lebih dari 8% setelah pendapatan kuartal I-2021 di bawah konsensus.

Saham Apple naik 2,6% setelah CNBC International melaporkan bahwa perseroan kian dekat meneken kerja-sama dengan Hyundai-Kia untuk memproduksi mobil tanpa sopir. Pada Januari, Hyundai telah menyatakan sedang bernegosiasi dengan iPhone untuk mengembangkan mobil.

Kabar positif juga datang dari klaim tunjangan pengangguran. Departemen Tenaga Kerja AS merilis klaim baru sepekan terahir bulan Januari hanya 779.000 atau di bawah angka sepekan sebelumnya (847.000 unit). Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan angka 830.000.

"Data pasar tenaga kerja pada Kamis menunjukkan momentum lanjutan pemulihan ekonomi, memicu lonjakan lebih jauh bagi aksi masuk bursa," tutur Charlie McElligott, perencana investasi derivatif saham Nomura, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Pelaku pasar kian optimistis dengan pemulihan ekonomi menyusul terus mengucurnya stimulus fiskal maupun moneter, sementara program vaksinasi terus dijalankan. Partai Demokrat terus berupaya mengegolkan paket stimulus senilai US$ 1,9 miliar, sementara Partai Republik mengajukan paket dengan nilai lebih kecil yakni US$ 618 miliar.

Indeks volatilitas (volatility index/VIX) CBOE, atau yang dikenal dengan "indeks ketakutan" terus turun, dari posisi 33,09 akhir pekan lalu menjadi 22,91. Artinya kekhawatiran pelaku pasar global berkurang drastis, sehingga mereka yakin masuk ke aset-aset berisiko, meninggalkan aset minim risiko (safe haven) seperti surat berharga negara Amerika Serikat (AS).

Di ujung perdagangan sepekan ini, investor telah melalui dua fase perdagangan sekaligus: volatilitas tinggi di awal pekan, dan stabilitas jelang sesi perdagangan penghujung pekan. Ada sinyal bahwa pasar berekspektasi akan ada kabar positif pada Jumat (5/2/2020).

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis angka Produk Domestik Bruto (PDB) per Desember 2020, yang akan menyajikan dua pesan terkait perekonomian nasional: seburuk apa pandemi memukul ekonomi 2020-yang terlihat dari angka PDB setahun penuh, dan bagaimana tren pemulihannya-yang terlihat dari PDB kuartal IV-2020.

Sejauh ini, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB Tanah Air akan dihiasi angka negatif. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 terhadap kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ) diperkirakan -0,395%.

Ini adalah kabar baik, karena mengindikasikan adanya pemulihan ekonomi di 3 bulan terakhir 2020 mengingat PDB kuartal III-2020 anjlok lebih parah, yakni mencapai -3,49% (secara kuartalan).

Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) PDB kuartal itu diperkirakan -2,145%. Ini buruk, karena berbalik dari kuartal sebelumnya (+5,05%). Kontraksi PDB selama 2 kuartal atau lebih secara beruntun secara teknis dianggap sebagai indikator resesi.

Lalu, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 diperkirakan -2,1%. Kalau terwujud, ini akan jadi pencapaian terburuk sejak 1998, saat Indonesia sedang bergulat dengan krisis multi-dimensi yang menjadi pemicu tumbangnya rezim Orde Baru yang berkuasa selama lebih dari tiga dekade.

Polling Reuters mengestimasikan PDB kuartal IV-2020 melemah 2% secara tahunan. Namun secara kuartalan masih tumbuh, meski hanya 0,7%. Setahun penuh, PDB diperkirakan di angka -2%.

Proyeksi yang lebih optimistis dikeluarkan oleh Tradingeconomics yang memperkirakan PDB kuartal IV-2020 akan positif baik kuartalan (+1%) maupun tahunan (+1,1%). Untuk setahun penuh, PDB masih tercatat kontraksi, yakni minus 1,5%.

Jika data PDB cukup positif untuk memberikan bensin bagi pelaku pasar mengoleksi aset berisiko, maka IHSG akan menutup pekan dengan reli manis. Namun jika suam-suam kuku, maka fluktuasi kemungkinan bakal kita lihat hari ini.

Dari bursa global, optimisme terbentuk di pasar saham Amerika Serikat (AS) menyusul rilis data tanaga kerja yang mengonfirmasi adanya pemulihan ekonomi, yakni menurunnya tingkat pengajuan kleim tunjangan pengangguran baru dan terbentuknya lapangan kerja yang baru.

Pada Rabu, ADP menunjukkan ada 174.000 lapangan kerja baru di sektor swasta pada Januari, berbalik dari posisi Desember tatkala 123.000 lapangan kerja hilang. Konsensus ekonom dalam polling Dow Jones semula hanya memperkirakan angka 50.000.

Dan malam tadi, Departemen Tenaga Kerja AS merilis klaim tunjangan pengangguran baru sepekan terahir bulan Januari hanya 779.000 atau jauh lebih baik dari sepekan sebelumnya (847.000 unit).

"Kami yakin bahwa kita masih di tahap dini terbentuknya pasar bullish baru, bertransisi dari fase 'harapan' menjadi fase 'pertumbuhan' karena kinerja yang kuat mulai muncul," tutur Peter Oppenheimer, Kepala Perencana Investasi Saham Global Goldman Sachs, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Berikut adalah sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Rilis PDB Indonesia per Desember 2020 (09:00 WIB)
  • Neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) per Desember (13:30 WIB)
  • Data aktivitas pengeboran minyak AS versi Baker Hughes (18:00 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Data dan Indikator Ekonomi Makro

Satuan

Nilai

Pertumbuhan Ekonomi Q320

% yoy

-3.49

Inflasi Januari 2021

% yoy

1.55

BI 7 Day Reverse Repo Rate Januari 2021

%

3.75

Surplus/Defisit Anggaran 2020

% PDB

-6.34

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan Q320

% PDB

0.36

Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia Q30

US$ Miliar

2.05

Cadangan Devisa November 2020

US$ Miliar

135.9

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular