TKIM hingga ITMG, Asing Rebutan 10 Saham 'Seksi' Ini

tahir saleh, CNBC Indonesia

05 February 2021 06:15

Seorang karyawan mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/3/2018). IHSG pada perdagangan Rabu (21/3/2018) dibuka menguat 0,27% ke 6.260,18 poin dari penutupan kemarin di 6.243,57 poin. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) — Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup hijau pada perdagangan Kamis kemarin (4/2/21), didorong oleh sentimen dari pasar global yang mulai positif.

Data BEI mencatat, indeks acuan bursa nasional tersebut menguat 0,48% ke 6.107,21. Sebanyak 205 saham menguat, 265 tertekan dan 170 lainnya flat. Indeks sempat menyentuh level tertinggi 6.179 dan terendah harian 6.069.

Nilai transaksi bursa pun hanya sebesar Rp 15,32 triliun, dari periode sebelumnya di awal Januari yang bisa menyentuh Rp 23 triliun, dengan volume perdagangan 16,11 miliar saham.

Investor asing merangsek masuk dengan pembelian bersih (net buy) Rp 495,46 miliar di pasar reguler. Sementara jika digabung dengan pasar nego dan tunai, terjadi net buy asing Rp 609,15 miliar.

Berikut daftar saham-saham yang ramai diborong asing.

10 Top Foreign Buy (Reguler), Kamis (4/2/2021)

1. Tjiwi Kimia (TKIM), net buy Rp 182 M, saham +19,93% Rp 16.850

2. Telkom Indonesia (TLKM), Rp 138 M, saham +1,54% Rp 3.290

3. Bank BRI (BBRI), Rp 131 M, saham +2,51% Rp 4.490

4. AKR Corporindo (AKRA), Rp 44 M, saham +1,19% Rp 3.410

5. Indo Tambangraya (ITMG), Rp 33 M, saham +3,85% Rp 12.125

6. Bank BTN (BBTN), Rp 30 M, saham +1,16% Rp 1.750

7. Unilever Indonesia (UNVR), Rp 29 M, saham +1,74% Rp 7.300

8.Capital Financial (CASA), Rp 24 M, saham +17,98% Rp 420

9. Kalbe Farma (KLBF), Rp 18 M, saham -0,96% Rp 1.545

10. Bank Mandiri (BMRI), 18 M, saham +1,15% Rp 6.575

Ada yang menarik ketika saham PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) masuk dalam top buy investor asing. Bahkan kapitalisasi pasarnya cukup besar Rp 22,88 triliun. Sepekan terakhir, saham ini melesat 11% dan asing sepekan juga masuk Rp 24 miliar.

Capital Financial didirikan pada 4 Juni 2009 dengan nama PT Baron Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada 2012. Rruang lingkup kegiatan CASA adalah bergerak di bidang jasa dan investasi. Kegiatan usaha utama Capital Financial adalah bergerak dalam bidang jasa konsultasi manajemen.

Per September tahun lalu, laba perusahaan naik menjadi Rp 100,73 miliar dari periode yang sama tahun 2019, Rp 92,12 miliar, kendati pendapatan turun menjadi Rp 7,56 triliun dari Rp 10 triliun, Pendapatan terbesar dari pendapatan premi bersih.

Beberapa anak usahanya yakni PT Capital Life Indonesia (asuransi jiwa), PT Capital Asset Management (manajer investasi), PT Capital Life Syariah (asuransi syariah), PT Capital Global Ventura (modal ventura), dan PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) yang menjadi entitas asosiasi yang dikonsolidasikan.

Baca:

Alamak! GGRM & Matahari Terdepak dari Indeks High Dividend 20

Sementara itu, saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), perusahaan kertas Grup Sinar mas, masih menjadi saham dengan aksi beli bersih terbesar.

Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 52,46 triliun. Nilai transaki mencapai Rp 677 miliar dan volume perdagangan 42,17 juta saham. Dalam sepekan sahamnya naik 33% dan sepekan asing juga masuk Rp 178 miliar.

Selain itu, satu saham yang menarik bagi asing yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Emiten BUMN spesialis KPR ini akan menargetkan bisa memiliki perusahaan asuransi jiwa dan modal ventura (venture capital/VC) untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan ke depan.

Tahun lalu, BBTN mencatatkan kinerja laba bersih unaudited senilai Rp 1,61 triliun. Nilai ini naik signifikan, mencapai 671,6% dibandingkan kinerja laba bersih perusahaan sepanjang 2019 yang hanya mencapai Rp 209 miliar.

Plt. Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengatakan kinerja yang sangat baik ini berhasil dicapai perusahaan setelah pada 2019 perusahaan melakukan pembersihan besar-besaran atas performa perusahaan sebelumnya.