Mantap! BI Bakal 'All-Out' Dorong Ekonomi Indonesia

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 February 2021 16:48
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Mandiri Investment Forum (Tangkapan Layar Youtube Bank Mandiri)
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Mandiri Investment Forum (Tangkapan Layar Youtube Bank Mandiri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memandang tahun ini akan menjadi tahun dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, kebijakan BI di tahun ini untuk mendorong pemulihan ekonomi.

"Secara keseluruhan, Bank Indonesia kebijakan nya untuk tahun 2021 akan diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan koordinasi erat dengan pemerintah. Tentu saja dengan terus melanjutkan stabilitas ekonomi makro dan keuangan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Mandiri Investment Forum 2021, Rabu (3/2/2021).

Pemulihan ekonomi tercermin dari mulai meningkatnya arus transaksi perdagangan secara global. Selain itu juga, pemulihan ekonomi datang dari investasi, stimulus fiskal, dan konsumsi masyarakat. Untuk defisit transaksi berjalan (CAD), BI memperkirakan akan berada pada -1% hingga -2% dari PDB.

"Kami memproyeksikan pemulihan ekonomi sedang berjalan positif, dengan outlook kami untuk PDB (Produk Domestik Bruto) 2021 adalah 4,8% sampai 5,8%," kata Perry melanjutkan.

"Portofolio yang masuk kita perkirakan US$ 19,6 miliar, itu di luar dari investasi langsung dan itu juga dengan dukungan dan dorongan dari pemerintah, dan juga penerapan dari Undang-Undang Cipta Kerja dan SWF," kata Perry melanjutkan.

Dari kebijakan moneter, bank sentral akan selalu mengawasi pergerakan rupiah. Saat ini, rupiah masih bergerak di bawah fundamentalnya atau undervalued. Oleh karena itu, pergerakan rupiah diperkirakan akan terus menguat.

Di sisi lain, kebijakan suku bunga acuan, BI menargetkan untuk tetap mempertahankan dengan tren suku bungan yang rendah sampai ada tanda-tanda peningkatan inflasi. Seperti diketahui, persoalan inflasi saat ini adalah karena adanya masalah permintaan yang masih lemah, sehingga inflasi juga terkoreksi cukup rendah.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada Januari 2021 mencapai 0,26% secara bulanan (month to month/MtM) dan 1,55% secara tahunan (year on year/YoY).

"Inflasi akan terus dijaga, targetnya sekitar 3% plus minus 1% setelah kita sempat menyentuh angka inflasi terendah pada Januari 2021," jelas Perry.

Pada tingkat perbankan, BI berupaya untuk memperkuat intermediasi dari kredit perbankan. Di mana saat ini keseluruhan stabilitas perbankan dinilai cukup baik. Tercermin dari permodalan yang meningkat menjadi sekitar 23%, likuiditas di perbankan juga cukup besar.

"AL/DPK sekitar 33%, ini sangat besar dan rate peminjaman yang cukup tinggi, ini bisa mendukung pembiayaan perbankan kita. Saya melakukan koordinasi untuk meningkatkan pembiayaan perbankan. Kami memperkirakan kredit perbankan bisa meningkat 7% hingga 9%. Kami optimistis pertumbuhan kit akan positif jika dibandingkan dengan tahun lalu," jelas Perry.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perry: BI Sudah Beli Surat Utang Pemerintah Rp 906 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular