
Dolar AS Masih Ngotot, Belum Mau Lengser ke Bawah Rp 14.000

Faktor eksternal dan domestik sedang berpihak kepada rupiah. Dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang melemah di level global. Pada pukul 09:30 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,2%.
Pelemahan dolar AS terjadi karena optimisme investor terhadap stimulus fiskal. Ada harapan Kongres AS bakal menggolkan paket stimulus fiskal yang diajukan pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden senilai US$ 1,9 triliun. Maklum, Konges (baik House of Representatives maupun Senat) kini dikuasai oleh Partai Demokrat pendukung pemerintah.
Paket ini mendapat tentangan dari kubu oposisi Partai Republik. Grand Old Party menilai stimulus itu terlalu besar sehingga berisiko menambah berat beban fiskal. Tahun lalu, pemerintahan Presiden Donald Trump telah menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 4 triliun.
"Proposal Presiden Biden sepertinya akan lolos. Stimulus fiskal bisa segera bergulir dan pelaku pasar melihat prospek ekonomi bakal lebih cerah," kata Rick Meckler, Partner di Cherry Lane Investments yang berkedudukan di Neq Jersey (AS), seperti dikutip dari Reuters.
Sementara dari dalam negeri, pemerintah akan segera merampungkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dan Peraturan Presiden (Perpres) yang menjadi aturan pelaksaan Undang-undang (UU) Cipta Kerja yang disusun dengan konsep omnibus law. Dibutuhkan 49 PP dan lima Perpres untuk menjalankan UU tersebut.
Saat ini, dua PP sudah disahkan yaitu PP No 73/2020 dan PP No 74/2020. Sementara 38 PP dan empat Perpres sudah selesai dan disampakan Menko Perekonomian ke Presiden untuk mendapatkan persetujuan dan penetpaan. Kemudian sembilan PP dan satu Perpres sudah selesai dibahas dan sedang dalam proses harmonisasi.
UU Cipta Kerja adalah andalan Indonesia untuk menarik investasi di sektor riil. UU ini mencoba menghilangkan berbagai hambatan investasi sehingga penanam modal merasa lebh aman dan nyaman.
Kehadiran UU Cipta Kerja yang efektif di lapangan dengan berbagai aturan pelaksanaannya membuat prospek berinvestasi di Indonesia menjadi cerah. Pada gilirannya akan mendongrak penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
