IHSG Meroket 3,5%, Rupiah Langsung Jadi Juara Asia!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 February 2021 16:23
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (1/2/2021) setelah bolak-balik antara penguatan dan pelemahan sepanjang perdagangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang jungkir balik sebelum meroket membuat rupiah akhirnya ikut menguat, bahkan menjadi yang terbaik di Asia.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.010/US$. Sempat menyentuh Rp 14.000/US$, rupiah berbalik melemah 0,11% ke Rp 14.035/US$.

Setelahnya, rupiah bergerak antara penguatan dan pelemahan, sebelum berakhir di Rp 14.010/US$, menguat 0,7% di pasar spot.

Meski penguatannya tipis, tetapi rupiah menjadi juara Asia hari ini, sebab mata uang utama Asia lainnya melemah melawan dolar AS. Pasar Malaysia tutup dalam rangka Federal Holiday hari ini, sehingga kurs ringgit tidak ikut berlaga.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:08 WIB.

Sentimen pelaku pasar yang kurang bagus di awal perdagangan membuat rupiah sulit menembus Rp 14.000/US$.

Buruknya sentimen pelaku pasar terlihat dari IHGS yang ambrol lebih dari 2% pagi tadi, sebelum berbalik melesat lebih dari 1%, dan sempat merosot lagi nyaris ke zona merah. Namun memasuki perdagangan sesi II, IHSG langsung melesat hingga menguat 3,5% jauh ke atas level 6.000 lagi.

Meroketnya IHSG memberikan tenaga bagi rupiah pada hari ini, selain juga data ekonomi yang dirilis dari dalam negeri cukup bagus.

IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia periode Januari 2021 sebesar 52,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,3.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang memasuki masa ekspansi.

"Sektor manufaktur Indonesia masih berada di jalur pemulihan pada awal 2021. Produksi industri dan pesanan baru (new orders) meningkat ke posisi tertinggi. Tren ini akan mendorong kepercayaan diri pelaku usaha," kata Andrew Harker, Economics Director IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Pesanan baru pada Januari 2021 meningkat ke posisi tertinggi sejak IHS Markit mulai melakukan survei di Indonesia pada Juli 2014. Ini menggambarkan bahwa permintaan konsumen mulai pulih. Walau permintaan ekspor masih terbatas karena negara-negara mitra dagang utama Indonesia masih bergelut dengan pandemi virus corona.

Yang bagus dari ekspansi tersebut adalah terjadi saat berlangsung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

PPKM di Jawa dan Bali berlangsung sejak 11 Januari lalu hingga 8 Februari mendatang. Hal tersebut dikhawatirkan akan memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia, sebab kegiatan masyarakat banyak yang dibatasi.

Tetapi nyatanya sektor manufaktur Indonesia justru semakin berekspansi.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini melaporkan terjadi inflasi 0,26% pada Januari 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/MtM). Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) tercatat 1,55%.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan sebesar 0,35%. Sementara inflasi tahunan ada di 1,65%.

"Perkembangan harga berbagai komoditas Januari 2021 secara umum menunjukkan kenaikan. Dari 90 kota 75 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Mamuju, karena kita tahu saudara-saudara kita mengalami musibah," kata Suhariyanto, Kepala BPS, dalam jumpa pers hari ini.

"Dari 11 kelompok pengeluaran, seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, kecuali untuk transportasi yang mengalami deflasi," kata Suhariyanto melanjutkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Gembira di Awal 2023, Rupiah Siap Ngegas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular