Puas Balas Dendam! IHSG To The Moon Terbang 3,5% Hari Ini

Putra, CNBC Indonesia
01 February 2021 15:19
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Anjlok di awal perdagangan hingga lebih dari 2%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup melesat kencang pada perdagangan Senin (1/2/2021), menyusul kejutan dari data manufaktur nasional.

Kenaikan IHSG terhenti di angka 3,50% ke level 6.067,54 berhasil ditutup di atas level 6.000. Apresiasi pada perdagangan hari ini menyusul koreksi IHSG selama 7 hari beruntun.

Nilai transaksi bursa mencapai Rp 24 triliun yang menunjukkan pasar sudah kembali ramai, di mana investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 160 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan mereka cenderung berada di pihak yang menekan pasar. Terpantau 350 saham melesat, 163 terkoreksi, sisanya 123 stagnan.

Terpantau  investor asing memborong saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak Rp 71 miliar dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebanyak Rp 58,5 miliar. Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 251 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp 214 miliar.

Pagi tadi, IHSG dibuka melemah 0,17% ke level 5.852,43. Selang 10 menit, IHSG malah ambles 2,04% ke level 5.742,81 sebelum kemudian berupaya berbalik menguat. Volatilitas yang tinggi ini mencerminkan kekhawatiran investor akan isu fundamental perekonomian, terkait pandemi.

Namun, kejutan positif datang jelang penutupan siang. IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang tercermin dari Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/ PMI) per Januari 2021 di angka 52,2 atau naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 51,3.

Itu merupakan angka yang tertinggi dalam 6,5 tahun terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Kalau sudah di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang memasuki masa ekspansi dan sebaliknya jika di bawah itu maka masih terkontraksi.

Selanjutnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Januari 2021 sebesar 0,26% secara bulanan atau month on month (MtM). Inflasi Januari disumbang karena adanya kenaikan harga sejumlah bahan makanan hingga tarif tol.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, inflasi pada Januari terjadi karena adanya kenaikan harga yang sebagian besarnya berasal dari indeks sumber pengeluaran, serta dampak dari Covid-19.

"Inflasi Januari 2021 secara tahunan 1,55%, lebih lambat dibandingkan dengan Januari 2020. Pergerakan ini karena dampak Covid-19 yang belum mereda dan masih membayangi perekonomian negara, termasuk Indonesia," jelas Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (1/2/2021).


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular