
Sempat Anjlok 2%, IHSG Rebound Melesat 1% Lebih ke 5.900-an

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat dibuka melemah bahkan terkoreksi hingga 2%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai berbalik arah ke zona hijau dan berhasil menyentuh level psikologis 5.900. Pada pukul 10:35, IHSG berhasil melesat 1,41% ke level 5.945,21.
Walaupun berhasil melesat, namun asing masih melakukan aksi jual bersihnya di pasar regular sebesar Rp 10,9 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,6 triliun.
Tercatat asing melakukan jual bersih (net sell) di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 68 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 16 miliar.
IHSGÂ pada pembukaan Senin (1/2/2021) awal Februari ini menguat 0,17%. Namun, selang 10 menit IHSG anjlok 2,04% ke level 5.742,81.
Hal ini karena investor asing pagi ini sedang melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 137,4 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 2 triliun.
Di dalam negeri, data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor manufaktur telah dirilis pada pagi hari ini.
Sentimen dari dalam negeri yaitu, data PMI dari Trading Economics. Data PMI manufaktur RI periode Januari 2021 versi Markit mengalami ekspansi ke angka 52,2 dari sebelumnya pada Desember 2020 berada di angka 51,3.
Padahal menurut proyeksi sebelumnya, PMI Indonesia bakal berada di level 51, atau sedikit melemah dari capaian sebulan sebelumnya pada angka 51,3.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka berarti dunia usaha berada di fase ekspansi sehingga ekonomi akan bergeliat dan sebaliknya jika di bawah 50, maka berarti dunia usaha sedang 'lesu'.
Dari Amerika Serikat (AS) pada Jumat (29/1/2021), Wall Street mengalami aksi jual para investor, Indeks Dow Jones dan Nasdaq merosot 2%, dan S&P 500 1,93%.
Salah satu penyebab buruknya kinerja bursa saham global adalah aksi spekulatif investor ritel. Di AS, sedang heboh melonjaknya saham GameStop akibat aksi spekulan investor ritel.
Padahal secara finansial, perusahaan ini termasuk 'megap-megap'. Manajemen rugi bahkan menutup beberapa toko.
Beberapa hedge fund bahkan melakukan aksi jual terhadap saham GameStop yang justru dilawan oleh investor ritel.
Kepala strategi ekuitas Citigroup di AS, Tobias Levkovich, percaya valuasi pasar saham saat sudah melesat dan kejolak yang ditimbulkan oleh aksi investor ritel bisa menjadi pemicu koreksi di pasar yang sudah overvalue.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000