
Singapura Restui Konversi Utang Emiten Hary Tanoe Rp 3,2 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengadilan Tinggi Singapura telah menyetujui konversi utang atau exchange offer emiten Hary Tanoesoebidjo, PT MNC Investama Tbk (BHIT) yang diusulkan kepada pemegang obligasi senilai US$ 231 juta atau setara Rp 3,24 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.020 per US$.
Dalam exchange offer yang telah disetujui, semua pemegang obligasi akan diminta untuk memilih antara saham baru atau obligasi baru.
Pemegang obligasi dapat memilih saham baru dalam waktu 2 bulan sejak tanggal efektif skema, sedangkan untuk pilihan obligasi baru diberikan waktu hingga enam bulan dari tanggal efektif skema.
Exchange offer ini berisi opsi, pertama, untuk menukarkan obligasi dengan saham baru perseroan dengan nilai tukar 8.267.052 saham per US$ 100.000 dari jumlah pokok obligasi atau setara dengan harga konversi Rp 173 per saham dengan menggunakan nilai tukar US$ 14.302 per US$.
Kedua, obligasi baru yang diterbitkan oleh perseroan dengan nilai tukar US$ 100.000 jumlah pokok obligasi baru untuk setiap US$ 100.000 jumlah pokok obligasi.
Obligasi baru menawarkan kupon tetap 1% per tahun, ditambah dengan kupon variabel yang ditentukan berdasarkan jumlah dividen tunai yang diterima perseroan dari PT Global Mediacom Tbk dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Obligasi baru ini memiliki jangka waktu 5 tahun.
Perseroan telah mendapatkan konfirmasi bahwa setidaknya 65% pemegang obligasi akan mengkonversi obligasi menjadi saham. Saham baru akan diterbitkan oleh Perseroan dalam waktu 12 bulan dari tanggal efektif.
Konversi utang menjadi saham akan menurunkan sisa utang induk perseroan, dari sebelumnya sebesar US$ 231 juta menjadi US$ 81 juta maksimal atau turun sekitar 65%. Sementara, ekuitas induk akan meningkat dari Rp 12,2 triliun menjadi tidak kurang dari Rp 14,5 triliun, kenaikan sebesar 18,1%, sehingga nilai buku per saham atau BV/share menjadi Rp 196.
Darma Putra, Direktur Utama BHIT mengatakan, melalui konversi utang menjadi saham ini, akan ada keuntungan finansial secara langsung seperti pengurangan utang induk, penguatan modal, dan penurunan biaya keuangan yang ditanggung oleh Perseroan, sehingga BHIT dapat tumbuh lebih cepat dan bergerak maju dengan rencana digitalisasi di semua unit bisnis.
"Pada akhirnya akan menguntungkan semua pemangku kepentingan," kata Darma, dalam siaran persnya, Senin (1/2/2021).
BHIT adalah induk usaha dari seluruh anak-anak usaha Grup MNC yang dikendalikan taipan Hary Tanoe.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Buyback Saham, Emiten Hary Tanoe Siapkan Uang Rp 675 M
