
Kisah Epic Investor Ritel Bantai Bandar Hingga Rugi Rp 339 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street kembali menghebohkan jagat dunia saham. Pasalnya istilah "bandar pasti menang" akhir-akhir ini tidak terjadi. Malahan, yang terjadi adalah bandar dibuat KO oleh investor-investor ritel.
Kisah ini berawal dari suatu saham perusahaan penjual perlengkapan game yakni Gamestop. Perusahaan ini terdampak parah akibat pandemi virus corona, karena hanya berfokus di outlet fisik sehingga harus berjuang secara finansial untuk melawan corona.
Para Hedge Fund raksasa, terutama Melvin Capital yang merupakan Hedge Fund milik Gabriel Plotkin yang didirikan sejak 2014 dan memiliki asset under management (AUM) sebesar US$ 12,5 miliar atau setara dengan Rp 176 triliun, melihat perusahaan brick and mortar (pemilik Gamestop) sedang kesulitan, dan dengan ganas melakukan posisi jual kosong alias short sell di saham Gamestop (GME).
Short sell adalah transaksi di mana seorang investor melakukan penjualan suatu saham tanpa memiliki sahamnya terlebih dahulu. Sang investor meminjam saham dari sekuritas untuk menjualnya, dengan harapan ketika sahamnya ambruk lebih dalam, dia dapat membelinya kembali di harga murah dan mengembalikannya ke sekuritas dengan keuntungan.
Melihat hal ini, segelintir investor ritel di forum saham 'r/wallstreetbets' merasa tidak senang dan menganggap sang Hedge Fund sedang membully perusahaan kecil serta para investor kecil yang sedang kesulitan.
Forum 'r/wallstreetbets' (WSB) sendiri merupakan sub forum dari Reddit dengan total anggota sebanyak 3,9 juta investor. Para pelaku pasar amatir anggota forum tersebut yang menyebut dirinya 'autis' ini doyan menjudikan seluruh tabungan dan hartanya ke satu saham dengan leverage mencapai puluhan kali.
Hasilnya, tak jarang para investor merugi parah dan kehilangan seluruh harta bendanya, akan tetapi sering pula para trader amatiran ini mendapat untung puluhan ribu kali lipat. Tidak jarang seorang trader memposting cuan sebesar jutaan dollar AS (sekitar Rp 14 miliar) hanya dalam waktu singkat.
Investor yang tidak senang ini mulai melakukan pembelian di saham Gamestop, terutama pengguna bernama 'u/DeepF*ckingValue' (DFV) yang memimpin penyerangan, dengan melakukan pembelian saham dan opsi call (kontrak untuk membeli suatu saham di harga tertentu) di saham GME sebanyak lebih dari US$ 800.000 (sekitar Rp 11,3 miliar).
Seiring berjalannya waktu, banyak pengguna WSB lain yang mengikuti jejak DFV, dan perlahan harga sahamnya mulai bangkit ke atas level US$ 17/ saham, hingga akhirnya terbang ke atas level US$ 31/saham pada 13 Januari 2021. Pembelian dilakukan untuk memaksa para hedge fund menutup posisinya (short cover) dengan membeli saham di harga tinggi.
Naiknya saham Gamestop menjadi kabar buruk bagi Melvin Capital, sebagai salah satu manajer investasi yang memiliki posisi short di saham tersebut. Ini artinya, apabila Melvin Capital ingin menutup posisinya, maka harus melakukan pembelian di harga US$ 31/saham. Padahal Melvin Capital menjualnya di level sekitar US$5-6/saham.
Para fund manager lain yang memiliki posisi short di Gamestop juga kalang kabut, salah satu perusahaan manajer investasi besar lain yakni Citron Research mencuit di akun Twitter-nya lewat video. Sang manajer investasi tersebut mengatakan, harga saham Gamestop akan anjlok ke bawah US$ 20/saham.
Ternyata hal ini malah menjadi bumerang bagi para manajer investasi, karena cuitan tersebut membuat seisi forum WSB marah dan berbondong-bondong melakukan pembelian di saham Gamestop, yang menyebabkan harga sahamnya melesat ke atas level US$ 100/saham.
Melesat kencangnya saham Gamestop menyebabkan Melvin Capital terpaksa menginjeksikan dana ke posisi short-nya atau menutup posisinya. Setelah total AUM anjlok mencapai 30% atau kerugian mencapai US$ 3,75 miliar atau Rp 54 triliun, Melvin Capital mendapat injeksi dana dari 2 hedge fund raksasa lain, yakni Citadel dan Point 72 sebesar US$ 2,75 miliar (Rp 38,8 triliun).
Hal ini kembali membuat marah para pengguna WSB, yang menganggap apabila mereka salah berinvestasi akan kehilangan semua hartanya dan tidak akan ada yang memberikan dana talangan alias bailout seperti Melvin Capital, yang menyebabkan aksi beli masif kembali terjadi sehingga saham Gamestop ditutup pada posisi US$ 147,98/saham pada perdagangan kemarin.
Sialnya, orang terkaya dunia yang merupakan pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk, yang melihat fenomena ini mencuit kata 'Gamestonk!!' di akun Twitter-nya. Ini menyebabkan reli harga Gamestop kembali berlanjut, bahkan hingga aftermarket. Sebelumnya cuitan Elon Musk memang secara historis sering menyebabkan harga suatu saham bergerak liar.
Stonk sendiri merupakan meme pelesetan dari stock (saham), yang biasanya sering digunakan oleh pengguna forum WSB. Stonk dianggap hanya bisa naik harga sahamnya sehingga ada meme bahwa 'Stonks only go up'.
Cuitan Elon Musk kembali membuat harga aftermarket Gamestop menjadi liar, dan melesat di atas level US$ 200/saham, bahkan hingga penutupan perdagangan dini hari tadi saham Gamestop ditutup berada di level US$ 347,51/saham. Bayangkan saham tersebut sudah melesat 13.521% atau 135 kali lipat dari posisi terendahnya tahun lalu.
Di posisi penutupan Jumat (29/1/2021) dini hari secara kolektif, para Hedge Fund raksasa yang melakukan jual kosong di saham Gamestop sudah merugi US$ 24,2 miliar atau setara dengan Rp 339 triliun.
Lantas siapa pendiri forum WallStreetBets ini? Wall Street Journal melaporkan forum ini didirikan oleh Jaime Rogozinski pada 2012. Usianya kini 39 tahun, tinggal Mexico City dengan pekerjaan sehari-hari sebagai konsultan.
Dia tidak pernah membayangkan komunitas Reddit yang dia buat pada tahun 2012 akan berubah menjadi kekuatan yang begitu kuat sehingga menggiring harga saham GameStop Corp menjadi sangat tinggi atau overdrive, membuat banyak hedge funds rugi.
"Ini seperti menonton salah satu film horor di mana Anda bisa melihat orang jahat perlahan-lahan naik tangga," kata Jaime Rogozinski. "Anda melihat kecelakaan kereta ini terjadi secara real time."
Jaime Rogozinski memulai WallStreetBets saat bekerja sebagai konsultan teknologi informasi untuk Inter-American Development Bank di Washington. Saat itu, dia masih lajang, mencari nafkah dan mencari sesuatu untuk dijadikan tempat bermain uang. Mencari profit dan bersenang-senang
Satu-satunya masalah adalah kebijaksanaan konvensional dalam berinvestasi berisiko, banyak yang menyarankan untuk membeli reksa dana indeks, menurutnya itu membosankan, seperti dikutip dari The Verge, Jumat (29/1/2021).
Akhirnya ia membentuk WSB sebagai tempat berkumpulnya para investor ritel. Disana mereka berdiskusi mengenai pasar modal.
Melalui forum diskusi inilah kemudian para anggotanya mulai mengoleksi saham yang sama. Mereka berusaha untuk menjaga saham tersebut tidak menjadi mainan para pemodal besar yang merugikan mereka. Hasilnya harga saham terus meningkat.
"Prosesnya sepenuhnya diatur pada ponsel anggota," ujar Jaime Rogozinski dalam wawancara dengan CNN International.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya pernah membayangkan ini terjadi," ungkapnya sambil menambahkan ada " banyak kekuatan yang bermain yang belum pernah diuji."
Meski menjadi pendiri forum WallStreetBets, Jaime Rogozinski tak lagi jadi moderator forum ini. Dia dikeluarkan dari forum ini April 2020 setelah bentrok dengan moderator yang digambarkannya sebagai "langsung dari supremasi kulit putih".
Melihat fenomena ini, para investor ritel di Malaysia pun mulai ingin mengikuti jejak WSB. Mereka 'merapatkan barisan' dan bergabung di media sosial demi satu tujuan: mengerek harga saham perusahaan sarung tangan yang sahamnya dimanfaatkan para 'bandar' atau investor bermodal besar untuk transaksi jual kosong alias short sell.
Terinspirasi oleh gerakan para investor ritel di AS, para investor mom-and-pop Malaysia, alias investor ritel, pada Kamis membuat grup Reddit mereka sendiri, namanya BursaBets, mengambil nama bursa saham negara tersebut, Bursa Malaysia (KLSE) atau dulu bernama Bursa Kuala Lumpur.
Seperti grup WallStreetBets AS, BursaBets juga menjadi media online untuk mengajak para investor atau trader ritel lainnya dalam membeli dan menahan kejatuhan harga sebuah saham, dalam hal ini, mereka menargetkan saham-saham perusahaan sarung tangan.
Malaysia adalah produsen sarung tangan lateks teratas dunia, dan para produsen utama melihat saham mereka melonjak tahun lalu karena permintaan yang tinggi akibat pandemi virus corona.
Tetapi saham perusahaan-perusahaan ini dihajar dalam beberapa pekan terakhir, sehingga ambles, karena sentimen positif sudah adanya vaksin dan saham-saham ini pun menjadi sasaran short sell, setelah regulator pasar modal mencabut larangan praktik tersebut.
Top Glove, perusahaan pembuat sarung tangan karet terbesar di dunia, sahamnya melonjak hampir 300% tahun lalu, tetapi kemudian turun sekitar 40%.
Sehari setelah grup BursaBets didirikan, sahamnya naik lebih dari 8% di Bursa Malaysia.
Perusahaan pesaingnya, juga membukukan kenaikan tajam. Saham Hartalega naik lebih dari 5%, dan Supermax naik 3,6%.
"Saya yakin harga [saham emiten] sarung tangan saat ini sangat diremehkan, dan sikap pribadi saya adalah bahwa saya ingin mempertahankannya sampai mencapai nilai wajarnya," kata "Revenant", pendiri BursaBets yang memiliki lebih dari 6.800 anggota, dikutip AFP, Jumat (29/1).
"Saya hanya ingin pasar menyadari bahwa valuasinya terlalu rendah dan perusahaan sarung tangan kami pantas mendapatkan [harga saham] yang lebih baik," tegasnya.
Mengacu data Bursa Malaysia pada penutupan pasar Jumat hari ini, saham Top Glove Corporation Berhad dengan kode TOPGLOV melesat 8,5% di level RM6,74.saham, saham Hartalega Holdings Berhad naik 5,41% di level RM 12,86/saham, dan Supermax Corporation Berhad RM6,80/saham, naik 3,66%.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Diramal Akan Liar Beberapa Hari ke Depan
