Pertumbuhan PDB AS Melambat, Cuma 4% di Q4-2020

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 January 2021 12:23
The dome of the U.S. Capitol is visible through an American flag placed on fencing surrounding the Capitol Building on Capitol Hill in Washington, Thursday, Jan. 14, 2021. (AP Photo/Andrew Harnik)
Foto: Amerika Serikat (AP/Andrew Harnik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Amerika Serikat (AS) turun dalam tiga bulan terakhir tahun 2020, setelah mencatat rekor pertumbuhan kuartal III (Q-3) 2020. Hal ini dipicu akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang kembali menghantam pasar tenaga kerja dan membatasi kemampuan orang Amerika untuk berbelanja.

Menurut perkiraan awal yang dirilis oleh Departemen Perdagangan pada Kamis (28/1/2021), produk domestik bruto (PDB) di Q4 hanya tumbuh 4%. Padahal di Q3 2020, melansir Trading Economics, pertumbuhan tercatat 33,4%.

Pertumbuhan melejit di Juli hingga September, setelah mencatat pertumbuhan Q1 dan Q2 negatif. Di mana masing-masing tercatat -5% dan -31,4%.

"(Pertumbuhan lambat) terutama karena konsumen berhenti sejenak untuk mengatur napas," kata Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, dalam sebuah catatan, sebagaimana ditulis Bloomberg.

Angka-angka terbaru mengungkap dikotomi pemulihan ekonomi. Rumah tangga menjadi lebih berhati-hati dalam berbelanja, terutama untuk kegiatan yang berhubungan dengan layanan.

Namun momentum yang masih mengejutkan dalam penjualan rumah, menggerakkan konstruksi dan perusahaan terus berinvestasi pada peralatan. Hal ini membantu mempertahankan rebound manufaktur pada saat yang sama pabrik meningkatkan output untuk mengisi kembali persediaan mereka.

Alasan lain mengapa PDB Q4 meleset dari perkiraan adalah dorongan yang lebih kecil dari persediaan. Namun, itu menyiapkan produksi yang lebih kuat dalam beberapa bulan mendatang.

"(Kontribusi yang lebih kecil dari persediaan) harus meningkatkan ekspektasi karena pengeluaran investasi bisnis terus tumbuh pada kecepatan yang solid," kata Russell Price, ekonom senior di Ameriprise Financial Inc.

"Belanja konsumen pasti akan meningkat mengingat paket stimulus baru-baru ini disahkan pada akhir Desember."

Sementara itu, secara tahunan (yoy), pada Q4 ini ekonomi AS masih berkontraksi -2,5%. Ini berarti AS masih dalam resesi setelah ekonomi juga negatif secara tahunan di Q2 dan Q3, masing-masing -9 dan -2,8.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Positif Guys! Ada Kabar Baik dari Ekonomi AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular