
3 Hari Jelang Launching BSI, Saham Pemiliknya Makin Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham dari Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) hari ini kembali melemah, menjelang proses merger bank-bank syariah di Indonesia dengan nama Bank Syariah Indonesia (BSI) yang rencananya akan dilaksanakan pada 1 Februari mendatang.
Simak pergerakan saham Bank Himbara pada perdagangan sesi I hari ini:
Lagi-lagi, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi saham bank Himbara yang berada di posisi pertama pada perdagangan sesi pertama hari ini.
Pada pukul 10:25 WIB, saham BMRI ambles hingga 3,19% ke posisi Rp 6.825/unit. Nilai transaksi saham BMRI pagi ini mencapai Rp 272,3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 39 miliar lembar saham.
Asing memang melakukan net sell saham BMRI sebesar Rp 21,1 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai atau negosiasi, asing malah melakukan net buy sebesar Rp 24,55 miliar.
Di posisi kedua, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang terkoreksi 1,12% ke level Rp 4.420/unit. Nilai transaksi saham BBRI hingga kini mencapai Rp 231,7 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 51 miliar lembar saham. Asing pun juga melakukan net sell sebesar Rp 3,2 miliar di pasar reguler.
Sedangkan di posisi terakhir ada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang melemah 0,43% ke Rp 5.750/unit. Adapun nilai transaksi saham BBNI saat ini mencapai Rp 141 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 24 miliar lembar saham. Asing pun melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 3,27 miliar.
Pelemahan saham bank Himbara ini kembali terjadi menjelang proses merger tiga bank syariah milik bank Himbara yakni Bank Syariah Indonesia (BSI) pada awal Februari mendatang.
Sebelumnya pada Rabu (27/1/21) kemarin, perusahaan yang bernama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) ini telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021 tentang Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk., serta Izin Perubahan Nama dengan Menggunakan Izin Usaha PT Bank BRISyariah Tbk., Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk., sebagai Bank Hasil Penggabungan.
Jika seluruh proses ini rampung, maka merger tiga bank syariah milik Himbara akan efektif pada Senin, 1 Februari 2021 dengan nama dan identitas baru yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk dan kode saham BRIS.
Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN serta Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Hery Gunardi menyatakan bersyukur dan menyambut baik kabar gembira atas diterimanya persetujuan OJK terhadap rencana penggabungan ketiga bank umum syariah hari ini.
"Saya mewakili seluruh tim Project Management Office berterima kasih kepada OJK dan seluruh regulator terkait atas dukungan dan bimbingannya selama proses merger ini berlangsung, sejak awal proses ini dimulai," kata Hery dalam siaran persnya, Rabu (27/1/2021).
"Meski di tengah pandemi, seluruh pihak tetap bekerja, saling bahu-membahu, mendukung bersatunya tiga bank Syariah dan melahirkan Bank Syariah Indonesia. Sejatinya kita semua ini bersatu untuk Indonesia," lanjutnya.
Setelah tanggal efektif merger, perusahaan akan fokus untuk memastikan proses integrasi layanan dan core banking dari ketiga bank berjalan baik dan minim disrupsi demi peningkatan layanan kepada masyarakat dan nasabah.
Sementara itu, setelah penggabungan selesai bank ini nantinya akan memiliki layanan yang cakupannya lebih luas dan terjadinya peningkatan kualitas.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan perusahaan menjajaki kerjasama dengan mitra bisnis di luar negeri menggunakan layanan keuangan syariah, akan semakin terbuka.
Produk dan jasa yang ditawarkan Bank Syariah Indonesia dipastikan menjawab seluruh kebutuhan nasabah dan masyarakat. Layanan ini nantinya akan mencakup UMKM, korporasi, ritel, dan investor global dan sesuai dengan standar internasional.
Bank ini nantinya akan melakukan kegiatan usaha di lebih dari 1.200 kantor cabang dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah.
Berdasarkan proforma keuangan per 30 Juni 2020, total aset Bank Hasil Penggabungan nantinya mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.
Jumlah tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Bank Himbara Rp 72,05 T di 2021, Erick:Buah Transformasi