
Siap Cuan & Berburu Saham, tapi Baca Dulu 8 Informasi Ini

6. Farmasi Kian 'Seksi', Emiten Logistik DEAL Kepincut Masuk
Emiten logistik, PT Dewata Freight International Tbk. (DEAL) menandatangani nota kesepahaman dengan PT Promosindo Medika (Promedik) terkait kerja sama di bisnis farmasi.
Direktur Utama DEAL, Bimada mengatakan, kerja sama tersebut untuk mendukung pertumbuhan dan kesempatan pengembangan usaha perseroan.
"Penandatanganan nota kesepahaman sebagai langkah awal yang dilakukan untuk dapat mengidentifikasi memenuhi kebutuhan pelanggan dalam usaha mengelola logistiknya agar efisien dan efektif," kata Bimada, dalam siaran pers, Kamis (28/1/2021).
7. Wow! Temasek Caplok 19% Saham Pengelola Hypermart Rp 4 T
Anderson Investments Pte. Ltd (Anderson), entitas yang secara tidak langsung dimiliki sepenuhnya oleh Temasek Holdings (Private) Limited asal Singapura, resmi memegang 19% saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), pengelola Hypermart milik Grup Lippo.
Grup Lippo memegang saham MPPA lewat PT Multipolar Tbk (MLPL) yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sekretaris Perusahaan MLPL Natalie LIe mengatakan pihaknya sudah meneken Perjanjian Penempatan Hak Tukar (Exchangeable Rights Subscription Agreement) tertanggal 31 Januari 2013 yang dibuat antara Prime Star Investment Pte. Ltd. (PSI), MLPL, dan Anderson, sebagaimana telah ditambahkan dan diubah oleh perjanjian kerja sama tanggal 2 Februari 2018.
8. Untung Jadi Rugi! Ini Nasib MCAS yang Diendorse Raffi Ahmad
Belum lama ini saham emiten PT M CASH Integrasi Tbk (MCAS) menjadi perhatian publik karena direkomendasikan oleh penyanyi Ari Lasso dan presenter Raffi Ahmad. Mengaku tak dibayar, kedua selebritas ini mengaku saham MCAS memiliki performa yang baik.
Namun, emiten ini diketahui melakukan revisi terhadap laporan keuangan secara beruntun dan menciptakan keanehan. Pasalnya revisi ini membuat emiten teknologi informasi ini mencatatkan rugi sangat besar, setelah sebelumnya melaporkan untung yang juga besar.
Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, revisi laporan keuangan terjadi pada 2020, namun mengalami dampak revisi terhadap kinerja 2019. Misalnya pada semester I-2019 awalnya emiten ini melaporkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp 90,78 miliar. Namun MCAS kemudian mengeluarkan laporan keuangan Semester I-2019 dengan laba neto tahun berjalan hanya Rp41,6 miliar.
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]