Sentimen Masih Campur Aduk, Mampukah IHSG Menguat ?

Putra, CNBC Indonesia
29 January 2021 06:20
Bank BNI Syariah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Ditutupnya Wall Street di zona hijau tentu saja bisa menjadi sentimen positif tersendiri bagi Bursa Asia. Apresiasi bursa Paman Sam bisa menyeberang benua dan menjadi pendorong semangat para investor untuk perdagangan hari ini.

Meskipun demikian, rilis data menunjukkan ekonomi AS melambat pada kuartal terakhir tahun 2020 setelah Paman Sam diserang gelombang ketiga pandemi virus corona yang menyebabkan pemerintah menerapkan restriksi yang ketat pada kerumunan dan menghambat aktivitas ekonomi.

PDB bertumbuh di angka 4,0% disetahunkan pada 3 bulan terakhir tahun lalu, seperti yang disebutkan oleh biro sensus pada pembacaan pertamanya, meskipun angka ini tentunya akan direvisi dalam beberapa minggu mendatang.

Hal ini tentu saja kontras terhadap rilis GDP kuartal ketiga dimana secara tahunan ekonomi AS melesat 33% saat perekonomian pertama kali diputar kembali menyusul pencabutan lockdown setelah diserang gelombang pertama pandemi corona.

Meskipun demikian angka pertumbuhan ekonomi Q4 sesuai dengan konsensus dan menjadikan tahun 2020 terkontraksi 3,6% secara tahunan, kontraksi terparah sejak 1946.

Kabar baiknya, banyak analis memprediksi ekonomi AS akan berbalik arah kencang tahun ini, dimana banyak yang melihat bahwa konsumsi tetap kuat meski banyak dilakukan lockdown dimana para pebisnis dan konsumen sudah beradaptasi dengan hal ini.

IMF sendiri menaikkan estimasi GDP AS untuk tahun 2021 dari angka 3,1 Oktober silam ke angka 5,1%.

Dari sisi tenaga kerja, rilis data klaim pengangguran di AS juga lumayan oke dimana terdapat 847 ribu pengangguran, di bawah konsensus analis gi angka 875 ribu.

Dari dalam negeri sendiri para perbankan raksasa seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBRI) siap melaporkan kinerja keuanganya pada tahun 2020.

Banyak yang memprediksi kinerja keuangan kedua perseroan akan jauh lebih baik dibanding kuartal sebelumnya setelah pada kuartal ketiga anjlok karena terpaksa meningkatkan pencadangannya sesuai dengan ketentuan PSAK 71.

Selanjutnya dari Benua Kuning, rilis data yang paling dinanti para pelaku pasar tentunya angka Indeks Keyakinan Konsumen Jepang bulan Januari dimana IKK diprediksikan akan turun tipi ke angka 31,2 dari posisi bulan sebelumnya di angka 31,8.

Dari Benua Biru, pembacaan pertama GDP Perancis di Q4 juga akan dinanti para pelaku pasar, dimana GDP secara kuartalan diprediksi akan kembali terkontraksi 4% setelah pada kuartal ketiga bangkit 18,7%. Kontraksi GDP Perancis di Q4 sendiri tentunya diakibatkan oleh dilakukanya kembali lockdown pada kuartal terakhir di Negara Eiffel yang mengganggu roda perekonomian.

Negara-negara Eropa lain yang siap merilis GDP Q4 secara tahunan termasuk Spanyol yang diprediksi melanjutkan kontraksi 10,8% dari kuartal sebelumnya 9% dan Jerman yang diprediksi kontraksinya di Q4 akan tetap di 4% seperti kuartal lalu.

Sedangkan tetangga Paman Sam, Meksiko juga akan merilis GDP Q4-nya dimana Meksiko secara tahunan diprediksi masih terkontraksi 5,5% membaik dari kuartal lalu di angka 8,6%.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular