
DPK Bank Naik di Awal Tahun, LPS: Masyarakat Nahan Belanja!

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan di awal tahun ini masyarakat masih cenderung menahan belanja sebagai imbas dari kebijakan pemerintah terkait pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Hal ini terlihat dari tren dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang terus mencatatkan pertumbuhan di awal tahun ini.
"DPK awal tahun masih cenderung meningkat, apakah ada perubahan tren sudah mulai belanja, di akhir tahun sampai sekarang masih terpengaruh oleh PPKM, jadi otomatis belanja masyarakat belum terlalu signifikan," kata Purbaya dalam konferensi pers secara daring, Kamis (28/1/2021).
Berdasarkan indikator likuiditas yang dipublikasikan LPS pada Desember 2020, simpanan masyarakat di perbankan atau DPK masih mencatatkan pertumbuhan 12,12% secara tahunan sampai dengan Oktober 2020.
Dari sisi likuiditas juga cukup longgar, terlihat dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio/(LDR) di level 82,79%.
"Wajar DPK belum terlalu banyak dipakai untuk membelanjakan kebutuhan sehari hari seperti biasanya," ujar Purbaya melanjutkan.
Pada kesempatan sama, Direktur Eksekutif Riset, Surveilans dan Pemeriksaan LPS, Priyantina menjelaskan, secara keseluruhan DPK masih tumbuh positif di seluruh kelompok BUKU (bank umum kelompok usaha), meski secara tren mengalami perlambatan.
Sementara itu, biaya dana atau cost of fund, tingkat suku bunga simpanan menunjukkan tren menurun.
"Sampai saat ini BUKU I turun 146 bps [basis poin], BUKU II turun 113 bps, BUKU III turun 202 bps, dan BUKU IV turun 216 bps," ujarnya.
Kendati demikian, menurut Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih, DPK masyarakat akan segera dibelanjakan oleh masyarakat sejalan dengan meningkatnya belanja dan pemulihan ekonomi.
Lana pun berharap, jika vaksinasi massal segera direalisasikan, tingkat keyakinan masyarakat untuk menjalankan aktivitas ekonominya akan berangsur pulih.
Indikasi ini sudah terlihat dari membaiknya indeks keyakinan konsumen yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada Desember 2020 yang menandakan, kegiatan konsumsi kembali mulai bergeliat meski belum sepenuhnya normal.
"Indeks keyakinan konsumen yang dikeluarkan BI periode Des sudah lebih baik, sudah ada geliat masyarakat untuk konsumsi," beber mantan Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia ini.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LPS Buka Ruang Penurunan Suku Bunga Penjaminan, Ini Alasannya
