Rekor Guys! Harga Batu Bara Tembus Level Tertinggi Baru

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
28 January 2021 09:10
Aktifitas pekerja saat bongkar muat Batubara yang datang dari Batam di Pelabuhan KCN Cilincing,  Jakarta Utara, Kamis (12/4). Keputusan Menteri ESDM Nomor 1359K/30/MEM/2018 soal harga jual batubara untuk penyediaan tenaga listrik buat kepentingan umum, pemerintah menetapkan harga jual untuk PLTU US$70 per ton.  pemerintah juga menetapkan volume maksimal pembelian batubara untuk pembangkit listrik 100 juta ton per tahun atau sesuai kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik.Jonan menegaskan, penetapan harga jual batubara untuk PLTU agar tarif tenaga listrik tetap terjaga demi melindungi daya beli masyarakat dan industri yang kompetitif. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga arang-arangan alias batu bara sedang hangat-hangatnya. Pada perdagangan Rabu kemarin (27/1/2021) harga kontrak futures (berjangka) batu bara ICE Newcastle ditutup di level tertinggi barunya. 

Harga kontrak yang aktif diperjualbelikan tersebut tembus rekor baru dengan apresiasi sebesar 2,54% ke level US$ 90,8/ton. Harga si batu bara kini sudah melampaui rekor sebelumnya di US$ 90,5/ton.

Peluang harga batu bara untuk naik lagi masih terbuka. Adanya sentimen commodity supercycle membuat outlook harga-harga komoditas tambang dan pertanian menjadi bullish setelah anjlok di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.

Secara historis harga batu bara tembus ke atas US$ 100/ton pada periode recovery pascakrisis. Untuk sampai ke US$ 100/ton harga batu bara harus tembus level psikologis US$ 95/ton terlebih dahulu.

Namun di saat yang sama harga batu bara termal China yang menjadi acuan yakni Qinhuangdao 5.500 Kcal/Kg mulai terkoreksi. Sebelumnya harga batu bara domestik China ini tembus level US$ 160/ton. 

Per Selasa (26/1/2021) harga batu bara lokal China drop 3,32% ke level US$ 135/ton. Sejak mencapai level tertingginya pada 20 Januari lalu, harga batu bara Qinhuangdao sudah melorot 15,88%.

Prospek untuk batu bara ke depan masih cukup positif, didukung oleh harga gas yang mahal, penurunan output oleh produsen akibat anjloknya harga di masa pandemi hingga kenaikan permintaan di beberapa pasar utama seperti India dan China.

Produksi batu bara China pada bulan Desember terus tumbuh selama enam bulan berturut-turut dan tetap di atas level tahun lalu tetapi masih belum cukup untuk mengatasi kekurangan yang menyebabkan kenaikan tajam harga batu bara domestik China.

Menurut data dari National Bureau of Statistics (NBS), China memproduksi 351,9 juta ton batu bara pada Desember, naik 3,2% dibandingkan dengan Desember 2019.

Hingga saat ini, impor batu bara oleh China untuk periode Januari 2021 mencapai 24,58 juta ton. Meski bulan ini belum kelar, tetapi sudah menjadi yang tertinggi sejak Juni 2020. Sementara impor baru bara oleh India tercatat 18,69 juta ton pada bulan ini. Impor tertinggi dalam setidaknya setahun terakhir.

China terlihat mulai melonggarkan kebijakan kuota impornya mulai Desember. Hal ini juga bertepatan dengan tingginya harga batu bara domestik di saat kebutuhan akan listrik meningkat pesat. Bahkan pemerintah China sampai melakukan pemadaman.

Sementara itu impor batu bara India cenderung mengalami kenaikan secara konsisten mulai bulan Juli hingga Oktober tahun lalu. Namun setelah itu impor batu bara India cenderung bertahan di level 17-18 juta ton per bulan hingga di penghujung tahun 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Tak Kapok Cetak Rekor, Harga Batu Bara Tembus US$ 61/Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular