Powell & Wall Street, Duet Maut yang Bikin Harga Emas Lemes!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
28 January 2021 09:04
Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih melanjutkan tren koreksinya. Padahal bos The Fed (bank sentral AS) Jerome Powell menegaskan bahwa kebijakan moneter masih akan tetap longgar. 

Kamis (28/1/2021) harga emas di pasar spot melemah 0,31% ke US$ 1.838,1 per troy ons. Sejak perdagangan kemarin harga emas sudah turun ke bawah US$ 1.850 per troy ons.

Koreksi harga emas menunjukkan adanya tekanan jual aset tak berimbal hasil ini. Pelaku pasar kecewa karena tidak mendapatkan sinyal lanjutan terkait kebijakan moneter bank sentral yang paling berpengaruh di dunia itu.

Dalam konferensi persnya, Jerome Powell mengatakan bahwa pandemi Covid-19 masih jadi ancaman utama bagi perekonomian. Kebijakan moneter yang akomodatif masih akan tetap dipertahankan.

Lebih lanjut bos The Fed mengatakan bahwa saat ini bukan saatnya melakukan tapering. Suku bunga tidak akan dinaikkan dalam waktu dekat meski prospek perekonomian di tahun 2021 lebih cerah.

Otoritas moneter Paman Sam itu juga menyambut baik kedatangan inflasi dan tak akan terlalu reaktif untuk sementara waktu karena takut pengetatan moneter yang terlalu tiba-tiba hanya akan membuat pemulihan terhambat.

Hanya saja pelaku pasar tidak menangkap detail dan sinyal yang jelas dari pernyataan Powell. Tidak ada yang baru dari pernyataan pria berusia 67 tahun tersebut. 

Sementara itu pagi tadi bursa saham New York ditutup kebakaran. Tiga indeks saham acuan kompak finish di zona merah dengan koreksi lebih dari 2%. 

Muncul spekulasi bahwa merahnya Wall Street terjadi setelah saham-saham unggulan terpaksa dilego oleh investor raksasa dan hedge fund untuk menutupi posisi jual kosong (short sell) mereka di saham-saham lain yang tiba-tiba melesat.

Melesatnya saham-saham ini terjadi setelah investor ritel dari forum "r/wallstreetbets" melakukan pembelian terhadap saham-saham yang banyak di jual kosong dan mengajak 'perang' investor raksasa seperti hedge funds.

Saham-saham yang banyak di jual kosong yang melesat kencang diantaranya termasuk Gamestop, AMC Entertainment, Blackberry, Nokia, dan lain sebagainya yang merupakan perusahaan yang sudah kehilangan tajinya sehingga investor raksasa bertaruh perseroan akan kolaps dalam waktu dekat.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Bitcoin Crash! Harga Emas Melesat, Unstoppable!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular