
Emas Sedang Tak Menarik di Mata Investor, Ini Penyebabnya!

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Harga emas dunia kembali melemah memasuki perdagangan sesi Eropa Selasa (26/1/2021), setelah menguat 0,35% pagi tadi. Pergerakan yang sama juga terjadi awal pekan kemarin.
Melansir data Refinitiv, emas melemah 0,13% ke US$ 1.852,5/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Investor saat ini dikatakan kurang tertarik terhadap emas, menjelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
"Minat investor (terhadap emas) sedang menurun saat ini," kata Carsten Fritsch, analis di Commerzbank, sebagaimana dilansir Kitco, Senin (25/1/2021).
Fritsch mengatakan emas saat ini terjebak di rentang US$ 1.800/troy ons hingga US$ 1.900/troy ons, dan butuh dorongan yang besar untuk keluar dari rentang tersebut.
"Dorongan yang diperlukan untuk keluar dari rentang saat ini masih kurang, dan perlu dilihat apakah The Fed mampu memberikan dorongan tersebut saat mengumumkan kebijakan moneter di pekan ini," tambahnya.
The Fed hampir pasti tidak akan merubah kebijakan moneternya saat ini, tetapi konferensi pers dari sang ketua, Jerome Powell yang sangat dinanti. Sebab saat ini bereda "bisik-bisik" di pasar jika di akhir tahun ini ada kemungkinan The Fed akan mengurangi nilai program pembelian aset (quantative easing/QE) yang saat sekitar US$ 120 miliar per bulan.
Pengurangan tersebut dikenal dengan istilah tapering. Sebelum saat ini, pada pertengahan tahun 2013 lalu, The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke juga mengeluarkan wacana tapering.
Saat wacana tersebut muncul dolar AS menjadi begitu perkasa, hingga ada istilah "taper tantrum". Maklum saja, sejak diterapkan suku bunga rendah serta QE, nilai tukar dolar AS terus merosot. Sehingga saat muncul wacana pengurangan QE hingga akhirnya dihentikan dolar AS langsung mengamuk, "taper tantrum" yang membuat harga emas rontok kala itu.
Sehingga, arah pergerakan emas di pekan ini baru akan terlihat setelah The Fed mengumumkan kebijakan moneter Kamis dini hari waktu Indonesia.
Investor kemungkinan besar baru akan tertarik lagi terhadap emas setelah konferensi pers Powell.
Secara teknikal Melihat grafik harian, emas membentuk pola Double Top, dengan puncak di kisaran US$ 1.955/troy ons, dan neckline di kisaran US$ 1.764/troy ons.
![]() Foto: Refinitiv |
Resisten terdekat berada di kisaran US$ 1.860/troy ons, selama tertahan di bawahnya, harga emas berisiko terus melemah menuju US$ 1.800/troy ons di pekan ini. Jika level tersebut ditembus, emas berisiko turun menguji neckline US$ 1.764/troy ons.
Kemampuan melewati neckline tersebut akan membawa emas ambrol lebih dalam.
Sementara jika mampu kembali ke atas US$ 1.860/troy ons, emas berpeluang bangkit kembali ke US$ 1.900/troy ons.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
