Kasus Corona Indonesia Menuju Sejuta, Rupiah Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 January 2021 10:15
Warga menukarkan sejumlah uang di mobil kas keliling dari bank BJB yang terparkir di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Senin (13/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia. Mata uang Tanah Air pun tidak berdaya menghadapi dolar AS di 'arena' pasar spot.

Hari ini, Selasa (26/1/2021), kurs tengah BI atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.086. Rupiah melemah 0,03% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Mata uang Ibu Pertiwi juga melemah di perdagangan pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.030 di mana rupiah melemah 0,14%.

Kala pembukaan pasar spot, rupiah sudah terkoreksi 0,07% ke Rp 14.020. Seiring perjalanan, depresiasi rupiah tambah dalam.

Sayang sekali, pelemahan rupiah terjadi kala sebagian besar mata uang utama Asia lainnya menguat. Selain rupiah, cuma dolar Taiwan yang melemah tetapi tipis saja.

Oleh karena itu, depresiasi 0,14% sudah cukup untuk membuat rupiah jadi mata uang terlemah di Asia. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:04 WIB:

Tidak hanya di Asia, dolar AS memang sedang melemah di level global. Pada pukul 09:26 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,06%.

Jadi, sepertinya faktor domestik yang membuat rupiah terpeleset ke jalur merah. Pertama, investor asing mulai melakukan ambil untung (profit taking) setelah berhari-hari rajin memborong aset di pasar keuangan Indonesia.

Pada pukul 09:27 WIB, investor asing membukukan jual bersih Rp 92,57 miliar di bursa saham. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 0,26%.

Di pasar obligasi pemerintah pun setali tiga uang. Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah di hampir seluruh tenor bergerak naik. Kenaikan yield menandakan harga instrumen ini turun karena maraknya aksi jual.

Berikut perkembangan yield Surat Berharga Negara (SBN) berbagai tenor pada pukul 09:42 WIB:

Sepertinya investor agak grogi dengan perkembangan pandemi virus corona di Indonesia. Maklum, hari ini hampir pasti jumlah pasien positif corona akan menyentuh angka satu juta orang.

Per 25 Januari 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona adalah 999.256 orang. Bertambah 9.994 orang dari hari sebelumnya.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak membuat virus corona jinak, malah yang ada semakin galak. Pada pekan kedua pelaksanaan PPKM, jumlah pasien positif corona bertambah 81.333 orang. Rata-rata pasien positif bertambah 11.619 orang per hari.

Jumlah ini malah naik dibandingkan pekan pertama, di mana jumlah pasien positif bertambah 79.903 orang. Rerata pasien positif bertambah 11.415 orang setiap harinya.

Selama dua pekan pelaksanaan PPKM, jumlah pasien positif bertambah 161.236 orang (rata-rata 11.517 orang per hari). Naik tajam dibandingkan dua minggu sebelumnya yaitu 114.661 orang (rerata 8.190 orang per hari).

Kehadiran vaksin anti-virus corona sepertinya belum membuat pelaku pasar yakin. Sebab, masih menjadi pertanyaan apakah pemerintah mampu mencapai target kekebalan kolektif (herd immunity) dengan vaksinasi terhadap sebagian besar Warga Negara Indonesia pada kuartal I-2022.

"Masih harus dilihat apakah pemerintah bisa memenuhi target vaksinasi sesuai jadwal. Belum lagi masih ada pertanyaan seputar efikasi vaksin Sinovac," sebut Antony Kevin, Ekonom Mirae Asset, dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular