
Dow Futures Cs Menguat Sambut Musim Laporan Keuangan Q4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Senin (25/1/2021), menyambut musim rilis laporan keuangan emiten AS yang diperkirakan bakal moncer khususnya untuk emiten teknologi.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average tumbuh 35 poin, atau +0,8%, diikuti kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq yang kompak menguat 0,2%.
Kemarin, Wall Street menguat dengan indeks Dow Jones Industrial Average bertambah lebih dari 250 poin dan menyentuh rekor terbaru. Saham Microsoft menjadi pengangkat utama, dengan menyumbang 52 poin kenaikan terhadap indeks.
Dow Jones mencetak kenaikan untuk minggu kelima pada pekan lalu, S&P 500 mencetak kenaikan minggu ketiga dalam empat pekan terakhir, sementara Nasdaq mencetak rekor tertinggi baru setelah melompat 4,2% secara mingguan.
Pekan ini, 13 emiten anggota indeks Dow Jones dan 111 perusahaan S&P 500 bakal merilis laporan keuangan per kuartal IV-2020. Beberapa di antaranya adalah Apple, Microsoft, Netflix, Tesla, McDonald's, Caterpillar dan Boeing. Di sesi pra-pembukaan saham Apple dan Tesla naik masing-masing sebesar 2% dan 1,5%.
Menurut data Bank of America, 73% konstituen indeks of the S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan ternyata membukukan kinerja di atas ekspektasi baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Dari ekonomi makro, pasar memantau Presiden AS Joe Biden yang ingin mengegolkan stimulus senilai US$ $1,9 triliun meski mulai menghadapi resistensi dari anggota Kongres. Jika disahkan, stimulus tersebut bakal memberikan dana tunai ke warga AS dan bantuan ke pemerintah lokal.
Lindsey Bell, Kepala Perencana Investasi Ally Invest, menilai stimulus tambahan bisa memicu inflasi. Oleh karena itu, investor perlu mengantisipasinya dengan memborong saham konsumer, energi, keuangan, properti dan emas.
"Saat ini, pantau sinyal inflasi sebagai tren sesaat atau lebih panjang. Jika hanya tekanan sesaat, kita bakal melihat koreksi pasar tanpa aksi besar The Fed... di sisi lain, inflasi tinggi yang menetap bisa memaksa Fed mempertimbangkan kenaikan suku bunga," tuturnya dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Jumlah kasus corona terus naik di AS, tetapi ekonom masih memprediksi bahwa perekonomian bakal tumbuh tahun ini. Jan Hatzius, Kepala Ekonom Goldman Sachs, memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada 2021 akan tumbuh 6,6% secara tahunan.
"Kami terus berharap pengurangan risiko virus menyusul vaksinasi masal dan dukungan fiskal bagi belanja konsumen akan memicu lonjakan konsumsi pertengahan tahun ini dan pertumbuhan yang kuat pada 2021," tuturnya dalam laporan riset.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping