Covid-19 Makin Merajalela di China, Harga Minyak Terpangkas

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 January 2021 12:15
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah drop lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Jumat (22/1/2021). Kini kontrak emas hitam yang aktif diperjualbelikan itu harganya melorot ke bawah level tertingginya dalam 11 bulan.

Kontrak Brent drop 1,14% ke US$ 55,46/barel sementara kontrak West Texas Intermediate (WTI) turun 1,28% ke US$ 52,45/barel. 

Peningkatan tajam kasus Covid-19 yang terjadi di China menjadi faktor pemicu turunnya harga minyak mentah. Selama ini kenaikan permintaan minyak dari China menjadi salah satu penopang tren bullish harga minyak selain karena kebijakan pemangkasan produksi oleh para anggota OPEC+.

Peningkatan kasus Covid-19 di China berpotensi menurunkan permintaan dan konsumsi bahan bakar. Apalagi situasinya sekarang adalah menjelang perayaan tahun baru Imlek yang biasanya diwarnai dengan aksi mudik atau jalan-jalan oleh warga China.

Reuters melaporkan Shang Hai sudah melaporkan adanya kasus transmisi lokal setelah dua bulan. Pemerintah di daerah yang belum terkena wabah Covid-19 yang signifikan mulai melakukan langkah antisipasi dengan menerapkan pembatasan aktivitas.

Beijing mendesak orang-orang untuk tidak bepergian selama liburan tahun baru Imlek yang akan datang. Puluhan juta pekerja di perkotaan terancam gagal kembali ke desa mereka.

Menurut laporan ANZ, pembatasan berupa lockdown yang kembali marak membuat industri penerbangan global kembali tertekan. Jumlah penerbangan global drop sampai 25%. Hal ini kemungkinan besar akan membebani permintaan bahan bakar jet yang merupakan produk turunan minyak mentah.

Kini pasar sedang menunggu data persediaan minyak resmi dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada hari Jumat, setelah data industri pada hari Rabu menunjukkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 2,6 juta barel pekan lalu.

Peningkatan ini cukup mengejutkan mengingat analis memperkirakan stok minyak mentah akan turun 1,2 juta barel. Laporan mingguan EIA ditunda selama dua hari karena hari libur memperingati Martin Luther King Jr dan hari pelantikan Presiden AS Joe Biden.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mesti Senang atau Sedih? Sepekan Harga Minyak Lompat 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular