
PPKM Diperpanjang, IHSG Tak Berdaya ke Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama akhir pekan Jumat (22/1/21) dibuka hijau tipis 0,09% ke level6.419,57.Selang 5 menit IHSG sudah merah 0,08% di level 6.408,92.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jualbersih sebanyak Rp 5 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 1,2triliun.
Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp20 miliar dan PT BFI Finance Tbk (BFIN) senilai Rp4 miliar.
Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 27miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp20 miliar.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali kembali diperpanjang 2 pekan hingga 8 Februari mendatang. PPKM tahap pertama berakhir pada 25 Januari.
Keputusan perpanjangan PPKM tersebut itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/1/2021).
Airlangga menjelaskan, per 20 Januari 2021, tingkat kasus positif Covid-19 akumulasinya 939.948 orang dengan tingkat kesembuhan 81,2%, tingkat kematian 2,9%, dan positivity rate 16,6%.
Sementara kasus baru yang dilaporkan kemarin sebanyak 11.703 orang sehingga total menjadi 951.651 kasus. Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia mulai konsisten di atas 10.000 per hari sejak 8 Januari lalu, artinya meski PPKM sudah diterapkan, penambahan kasus masih tetap saja tinggi.
Diperpanjangnya PPKM tentunya dapat menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia yang berdampak negatif ke pasar.
Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) kemarin mengumumkan kebijakan moneter, masih tanpa perubahan dari sebelumnya, namun proyeksi pertumbuhan ekonomi diperbaharui.
BoJ mempertahankan kebijakanyield curve control(YCC), dengan suku bunga acuan -0,1%, dan yield obligasi tenor 10 tahun dekat 0%.
Dalam konferensi pers yang digelar kemarin, Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun fiskal 2021 menjadi 3,9%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 3,6%.
Kuroda juga memperingatkan meski proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan, risiko kemerosotan juga meningkat sebab kebijakan pembatasan sosial yang lebih ketat akibat penyebaran Covid-19 bisa mempersulit pemulihan ekonomi yang rapuh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000