
Investor Jangan Kaget Ya, IHSG Bisa Hijau Lagi Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat melejit 1% di pembukaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui fluktuasi pada perdagangan sesi pertama meski berakhir di zona hijau pada paruh pertama perdagangan Kamis (21/1/2021).
Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat super tipis, hanya 0,3 poin atau 0,001% ke 6.430,047. Sebanyak 241 saham menguat, 224 tertekan dan 144 lainnya flat. Transaksi bursa surut dengan 11 miliar lebih saham diperdagangkan sebanyak 1 juta kali lebih.
Nilai transaksi bursa mencapai Rp 12 triliun, di mana investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 352,1 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka memilih merealisasikan keuntungan.
Pada pagi tadi, IHSG dibuka di zona hijau di level 6.476,09 atau kenaikan 0,72%. Namun jelang pukul 10:00, indeks acuan bursa ini mulai melemah dan sempat mencicipi zona merah. Selepas itu, IHSG bergerak volatil.
Sentimen positif yang sempat mengangkat bursa muncul dari Wall Street yang mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa usai dilantiknya Joe Biden. Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat, sehingga memuluskan kebijakan stimulus Negara Adidaya tersebut.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pertama di tahun 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,75%.
Pelaku pasar cenderung menunggu dan mencermati hasil keputusan RDG tersebut, sembari mengikuti perkembangan positif seputar vaksinasi dan pembentukan sovereign wealth fund (SWF) versi Indonesia yang kini telah mendapatkan dewan pengawas.
Analisis Teknikal
![]() IHSG Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.454. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.404.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 58 yang meskipun menunjukkan RSI belum mendekati level jenuh jual akan tetapi RSI sudah terkonsolidasi naik setelah sebelumynya mendekati level jenuh jual sehingga ini biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500